Perbedaan secara prinsip perawatan operative dentistry pada gigi anak dengan perawatan pada orang dewasa adalah sebagai berikut :
1. Behaviour anak --> operator harus mampu menguasai/mengendalikan anak sehingga anak mengikuti instruksi atau anjuran operator selama perawatan.
2. Morfologi gigi desidui berbeda dengan gigi permanen dalam hal :
a. Anatomi permukaan oklusal lebih sempit
b. Ruang pulpa relatif lebih lebar
c. Tanduk pulpa lebih menonjol
d. Permukaan proksimal luas, leher gigi sempit, kontak proksimal berupa bidang (flat)
e. Struktur email dan dentin lebih tipis
3. Waktunya tanggal
4. Penanganan anak yang tepat dan nyaman merupakan kunci keberhasilan perawatan operative dentistry.
Faktor-faktor yang perlu diperttimbangkan dalam melakukan restorasi gigi desidui adalah :
a. umur anak
b. tingkat keparahan karies
c. kondisi gigi dan tulang pendukung
d. faktor tanggal fisiologis
e. pengaruhnya terhadap kesehatan anak
f. pertimbangan ruang dalam lengkung
Pada tiap preparasi kavitas harus dipertimbangkan tahap-tahap preparasi yaitu :
a. outline form
b. resistence dan retention form
c. convenience form
d. removal of remaining caries
e. finishing wall dan toilet of the cavity
Klasifikasi preparasi kavitas pada gigi desidui didasarkan pada klasifikasi Black yang dimodifikasi yaitu :
- Kelas I --> kavitas pada pit dan fisura oklusal gigi molar, pit dan fisura bukal dan lingual gigi
- Kelas II --> kavitas pada permukaan proksimal molar
- Kelas III --> Kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior tetapi belum melibatkan permukaan incisal
- Kelas IV --> kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior tetapi sudah melibatkan permukaan incisal
- Kelas V --> kavitas pada 1/3 gingival permukaan bukal/incisal dan lingual/palatal pada semua gigi
RESTORASI AMALGAM KELAS I
1. Preparasi dibuat meluas sampai permukaan halus gigi, daerah yang rentan karies perlu diambil atau dilibatkan, dengan menggunakan fissure bur. Kedalaman kavitas sampai kurang lebih 0,5 mm masuk dentin (dari dentino enamel junction). untuk pengambilan jaringan karies sebaiknya menggunakan bur metal dengan putaran lambat, sedang untuk tujuan preparasi atau pengambilan jaringan gigi yang sehat menggunakan diamond bur dengan putaran tinggi.
2. Sedapat mungkin jangan memotong tonjol gigi, kecuali memang tonjol gigi sudah terlibat karies.
3. Dinding preparasi agak konvergen ke arah oklusal
4. Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding preparasi dihaluskan.
5. Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk rahang atas tempatkan pada sebelah bukal, untuk rahang bawah pada sebelah bukal dan lingual (di bawah lidah).
6. Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau bahan lain seperti semen seng phosphat, semen ionomer kaca, semen polikarbonat.
7. Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidroksida
8. Siapkan adonan amalgam yang baik
9. Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol dan padatkan dengan amalgam condenser. tahapan ini diulangi sampai cavitas penuh.
10. Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam carver sesuai anatomi gigi, dan tidak traumatik dengan gigi antagonis. haluskan dengan burnisher.
11. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam penumpatan untuk mengurangi resiko terjadinya tarnis dan korosi pada tumpatan amalgam. pemolesan dilakukan dengan menggunakan bur karborundum, vinir kasar, vinir halus, kemudian yang terakhir menggunakan sikat (brush) dan fletcher kering sampai tumpatan mengkilat dan tidak ada step antara tumpatan dengan gigi.
RESTORASI AMALGAM KELAS II
1. Oklusal box -> preparasi oklusal dengan menggunakan fissure bur meluas sampai pit dan fisura, dinding preparasi konvergen ke arah oklusal. tepi preparasi sejajar dengan ridge, sedapat mungkin tidak memotong tonjol kecuali memang tonjol sudah terlibat dalam karies.
2. Proksimal box --> kedalaman preparasi ke arah pulpa 1 - 1,5 mm.
3. Isthmus lebarnya kurang lebih 1/3 jarak inter tonjol (>1,5 mm), retensi berbentuk groove pada bukoaksial dan linguoaksial line angle.
4. Garis sudut aksiopulpa line angle dibuat membulat
5. Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding preparasi dihaluskan.
6. Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk rahang atas tempatkan pada sebelah bukal, untuk rahang bawah pada sebelah bukal dan lingual (dibawah lidah).
7. Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau bahan lain seperti semen seng phosphat, semen ionomer kaca, semen polikarboksilat.
8. Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidroksida.
9. Pasang matriks dari mahkota sampai melewati dinding gingival, pasang wedge untuk stabilisasi matriks dan membentuk bagian proksimal.
10. Siapkan adonan amalgam yang baik.
11. Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol, dahulukan pada bagian proksimal kemudian baru bagian oklusal, padatkan dengan amalgam condenser. Usahakan wedge tidak terdorong ke arah proksimal pada waktu kondensasi amalgam. Ulangi sampai kavitas penuh.
12. Gunakan eksplorer atau sonde untuk membentuk tepi permukaan proksimal, untuk mengurangi resiko terjadinya fraktur tumpatan.
13. Lepaskan matriks secara hati-hati agar tumpatan bagian proksimal tidak mengalami kerusakan.
14. Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam carver sesuai anatomi gigi, dan tidak traumatik dengan gigi antagonis. Haluskan dengan burnisher.
15. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam untuk mengurangi resiko terjadinya tarnis dan korosi pada tumpatan amalgam. pemolesan dilakukan dengan menggunakan bor karborundum, vinir kasar, vinir halus, kemudian yang terakhir menggunakan sikat (brush) dan fletcher kering sampai tumpatan mengkilat dan tidak ada step antara tumpatan dengan gigi.
RESTORASI KAVITAS KELAS III
1. Bila tidak ada jalan masuk, maka buka dari permukaan palatal atau lingual dengan menggunakan round bur kecil, yang selanjutnya dimanfaatkan untuk membuat dovetail.
2. Preparasi pada proksimal berbentuk segitiga dengan dasar pada gingival area dengan menggunakan inverted cone bur atau round bur kecil.
3. Bentuk isthmus dari dovetail ke arah proksimal boks
4. Retensi berbentuk groove pada dinding bukal dengan round bur kecil
5. Buat bevel pada aksiopulpa line angle
6. Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding preparasi dihaluskan
7. Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk rahang atas tempatkan pada sebelah labial, untuk rahang bawah pada sebelah labial dan lingual (dibawah lidah).
8. Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau bahan lain seperti semen seng phosphat, semen ionomer kaca, semen polikarboksilat.
9. Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidroksida.
10. Pasang matriks dari mahkota sampai melewati dinding gingival, pasang wedge untuk stabilisasi matriks dan membentuk permukaan tumpatan bagian proksimal.
11. Siapkan adonan amalgam yang baik
12. Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol, dahulukan pada bagian proksimal kemudian baru bagian lingual/palatal, padatkan dengan amalgam condensor. Usahakan wedge terdorong ke arah proksimal pada waktu kondensasi amalgam. Ulangi sampai kavitas penuh.
13. Lepaskan matriks secara hati-hati agar tumpatan bagian proksimal tidak mengalami kerusakan.
14. Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam carver sesuai dengan anatomi gigi, dan tidak traumatik dengan gigi antagonis. Haluskan dengan burnisher.
15. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam penumpatan, untuk mengurangi resiko terjadinya tarnis dan korosi pada tumpatan amalgam. Pemolesan dilakukan dengan menggunakan bor karborundum, vinir kasar, vinir halus, kemudian yang terakhir menggunakan sikat dan fletcher kering sampai tumpatan mengkilat dan tidak ada step antara tumpatan dengan gigi.
RESTORASI AMALGAM KELAS V
1. Kedalaman preparasi 0,5 mm ke dalam dentin
2. Retensi --> dinding sedikit konvergen ke arah permukaan, dibuat undercut pada gingivoaksial line angle dan oklusoaksial line angle (dengan round bur) sehingga akan didapat retensi.
3. Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding preparasi dihaluskan.
4. Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk rahang atas tempatkan pada sebelah bukal, untuk rahang bawah pada sebelah bukal dan lingual (dibawah lidah).
5. Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau bahan lain seperti semen seng phosphat, semen ionomer kaca, semen polikarboksilat.
6. Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidroksida.
7. Siapkan adonan amalgam yang baik.
8. Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol dan padatkan dengan amalgam condensor. tahapan ini diulangi sampai kavitas penuh.
9. Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam carver sesuai anatomi gigi.
10. Pemolesan dilakukan setelah 24 jam penumpatan, untuk mengurangi resiko terjadinya tarnis dan korosi pada tumpatan amalgam. Pemolesan dilakukan dengan menggunakan bor karborundum untuk membentuk permukaan tumpatan sesuai dengan anatomis gigi. vinir kasar, vinir halus. pada penggunaan vinir kasar diusahakan tidak terlalu menekan, sedangkan pada penggunaan vinir halus agak ditekan. tahap selanjutnya atau yang terakhir adalah menggunakan sikat (brush) dan fletcher kering sampai tumpatan mengkilat dan tidak ada step antara tumpatan dengan gigi.
Comments
Post a Comment