PENATALAKSANAAN NYERI : HIPERSENSITIVITAS DENTIN, PULPITIS REVERSIBEL, PULPITIS IREVERSIBEL
1. HIPERSENSITIVITAS DENTIN
Hipersensitivitas dentin didefinisikan sebagai suatu rasa nyeri yang pendek, tajam, akibat dentin yang terbuka sebagai respons terhadap suatu stimulus atau rangsang, umumnya dingin, panas, uap, raba, osmotik atau kimiawi yang tidak disebabkan oleh penyebab dental lainnya. Keadaan ini merupakan diagnosis pengecualian. Prevalensinya bervariasi, diperkirakan antara 4% dan 57%. Bagaimanapun, pada pasien dengan periodontitis dapat mencapai hingga 60-80%. Hipersensitivitas dentin merupakan masalah berat pada 1% pasien.
Distribusi terjadinya hipersensitivitas kebanyakan pada kelompok usia 30-40 tahun dan lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Dapat mengenai setiap usia dan setiap gigi. Umumnya terjadi pada tepi servikal permukaan gigi bagian labial dan bukal. Tidak semua permukaan dentin yang terbuka sensitif. Sensitivitas diawali jika lapisan yang menutupi dentin dibuang, sehingga tubuli dentin terbuka. Substansi gigi yang hilang akibat erosi dan atrisi mungkin juga terlibat.
Setelah dilakukan diagnosis yang tepat, penatalaksanaannya mengikuti dua jalur berbeda, yaitu perawatan di klinik (in-surgery) dan perawatan di rumah, diikuti dengan pemantauan jika kondisi tidak membaik.
Perawatan in-surgery meliputi aplikasi atau pemberian agens desensitisasi topikal seperti sodium fluorida atau stanous fluorida. Kalium nitrat dapat diaplikasikan secara topikal dalam bentuk gel atau larutan cair. Dapat digunakan pelapisan dalam bentuk resin adesif atau perekat, diaplikasikan pada daerah-daerah dentin yang sensitif untuk menutup tubuli yang terbuka.
Perawatan lain yang jarang digunakan atau perawatan untuk pencapaian atau penanggulangan adalah termasuk iontoforesis berkaitan dengan pasta fluorida. Perawatan laser telah digunakan pada beberapa kasus. Perawatan di rumah meliputi perbaikan teknik kebersihan mulut dan penggunaan pasta gigi yang non-abrasif, penggunaan pasta gigi desensitisasi dan obat kumur mengandung fluor.
2. PULPITIS REVERSIBEL
Pulpitis reversibel dinyatakan sebagai rangkuman berikut :
- Nyeri pada panas, dingin, dan manis
- nyeri pendek dan tajam, dimediasi oleh serabut-serabut delta A
- Nyeri mereda jika stimulus dihilangkan. Sulit untuk melokalisasi
- Uji listrik pulpa (electric pulp test/EPT) dalam batas normal, tetapi dapat juga menunjukkan hiperalgesia
- Uji perkusi atau ketuk dalam batas normal. Terasa nyeri jika dentin dipotong
- Radiografis mungkin menunjukkan karies atau restorasi yang luas
Penatalaksanaan
- Periksa oklusi dan hilangkan faset-faset pada sisi non-working
- Buang karies jika dibutuhkan dan masukkan penutup yang mengandung sedatif. Dapat berupa suatu lapisan kalsium hidroksida dan diatasnya ditempatkan semen ionomer kaca (Glass Ionomer Cement / GIC) agar didapatkan penutupan yang efektif
- Sarankan untuk datang guna penilaian lanjutan untuk keperluan restorasi dan perawatan definitif.
3. PULPITIS IREVERSIBEL
- Nyeri pada stimulus panas, dingin, dan manis
- Nyeri menetap, nyeri serabut C. Nyeri tetap terasa beberapa menit atau beberapajam setelah stimulus dihilangkan
- Nyeri spontan, secara spesifik berdenyut, dapat mengganggu tidur, sulit di lokalisasi, berkurang dengan analgesik
- Pada kasus-kasus lanjut, dingin dapat meringankan nyeri dan panas akan menambah rasa sakit
- EPT tidak membantu pada kasus awal. Dapat dalam batas normal, respons bervariasi, lambat atau awal
- Tidak ada nyeri jika dentin dipotong pada bagian koronal pulpa yang sudah non-vital
- Uji perkusi dalam batas-batas normal
- Gambaran radiografis mungkin menunjukkan karies yang dalam atau restorasi besar, dan kadang-kadang terdapat pelebaran awal membran periodontal pada daerah apikal.
Penatalaksanaan
Perawatan ideal terdiri dari pembukaan kamar pulpa dan pengangkatan semua jaringan pulpa bagian koronal dan radikular. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan penggunaan rubber dam. Jaringan pulpa harus dibuang secara lengkap dari akar dan kamar pulpa, diukur panjang kerja saluran akar, saluran akar dibentuk, dan dibersihkan dengan larutan natrium hipoklorida dengan pengenceran antara 0,5% dan 5%. Kemudian kamar pulpa dan saluran akar harus dikeringkan dan ditutup dengan gulungan tampon kapas steril, dan gigi ditutup dengan menggunakan GIC. Bahayanya adalah jika prosedur tidak dilakukan secara sempurna sehingga dapat terjadinya laserasi isi pulpa, dan pembuangan yang tidak sempurna ini dapat menyebabkan nyeri lebih lanjut dan kemungkinan terjadinya sepsis. Paling tidak, hal ini akan menimbulkan kesulitan perawatan berikutnya dan terutama keberhasilan penggunaan anestesi lokal, karena terjadinya peningkatan inflamasi pulpa.
Perawatan alternatif pilihan lainnya adalah dengan membuang jaringan pulpa di koronal dan bagian koronal jaringan pulpa radikular, irigasi dengan larutan klorheksidin, dan penempatan obat antibiotik atau kortikosteroid pada gumpalan kapas dengan memberikan bahan penutup ke dalam bagian koronal sistem saluran akar. Petunjuk perawatan yang akan digunakan adalah dengan mencari puncak pulpa radikular, dan jika terdapat permukaan yang berdarah maka dapat digunakan sistem kompromis ini. Jika keadaannya masih terdapat jaringan nekrotik di dalam saluran akar maka saluran akar harus dicapai atau dijajagi seperti yang diuraikan pada teknik pertama.
Nyeri pascaperawatan mungkin disebabkan adanya beberapa penyebab yang berbeda :
- gigi mungkin terisi berlebihan (over-filled) dan terlalu "tinggi" pada gigitan
- laserasi jaringan vital pulpa, ekstirpasi tidak komplet, instrumentasi berlebihan, dan trauma pada jaringan periapikal
- larutan sodium hipoklorida tidak sengaja terdorong ke jaringan periapikal
- perforasi akar atau dinding koronal
- adanya saluran akar tambahan yang menyimpang dan tidak diketahui.
Penting bahwa sistem saluran akar harus ditutup secara efektif untuk mencegah kontaminasi dan/atau terjadinya infeksi kembali. Jika nyeri tetap ada setelah perawatan awal maka diperlukan irigasi selanjutnya pada sistem saluran akar dan mungkin perlu dilakukan instrumentasi kembali, diserta dengan irigasi lanjut menggunakan larutan hipoklorida.
Referensi :
Corbett, I. & Greenwood, M. 2012. Kedaruratan Dental. EGC : Jakarta.
dapatkan jackpot yang besar hanya di IONQQ
ReplyDeleteWA: +855 1537 3217