FILSAFAT ILMU : PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, BUDAYA, DAN MASA DEPAN BANGSA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Globalisasi
dapat didefinisikan sebagai seperangkat struktur ekonomi, sosial, teknologi,
politik dan budaya dan proses yang timbul dari perubahan karakter produksi,
konsumsi dan perdagangan barang dan aset yang terdiri dari dasar ekonomi
politik internasional. Globalisasi terbagi dalam 5 macam, yaitu : globalisasi
dalam bidang ekonomi, globalisasi dalam bidang hokum, glialisasi dalam bidang
sosial-budaya, globalisasi dalam bidang informasi dan komunikasi, dan
globalisasi dalam bidang politik. Dewasanya, globalisasi telah banyak menimbulkan perubahan dalam berbagai bidang, baik perubahan positif maupun negatif. Dampak positif globalisasi antara lain: mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, mudah melakukan komunikasi, cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi), menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran, memacu untuk meningkatkan kualitas diri, mudah memenuhi kebutuhan. Sedangkan dampak negatif globalisasi antara lain: informasi yang tidak tersaring, perilaku konsumtif, membuat sikap menutup diri, berpikir sempit, pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk, mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.
globalisasi dalam bidang politik. Dewasanya, globalisasi telah banyak menimbulkan perubahan dalam berbagai bidang, baik perubahan positif maupun negatif. Dampak positif globalisasi antara lain: mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, mudah melakukan komunikasi, cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi), menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran, memacu untuk meningkatkan kualitas diri, mudah memenuhi kebutuhan. Sedangkan dampak negatif globalisasi antara lain: informasi yang tidak tersaring, perilaku konsumtif, membuat sikap menutup diri, berpikir sempit, pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk, mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap ilmu pengetahuan ?
2.
Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap teknologi ?
3.
Bagaimana pengaruh agama terhadap kebudayaan ?
4.
Bagaimana pengaruh agama terhadap masa depan masa depan bangsa
Indonesia ?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap ilmu
pengetahuan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap teknologi.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap masa depan
bangsa indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Globalisasi
Menurut Kamus Bahasa
Indonesia, Globalisasi adalh proses masuk ruang lingkup dunia. Globalisasi
berasal dari kata globe/global yaitu dunia atau bola dunia. Dapat pula
diartikan sebagai hal-hal kejadian secara menyeluruh dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi batas-batas yang mengikat secara nyata.
Globalisasi adalah kecenderungan umum terintegrasinya
kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam komunitas global di berbagai
bidang. Pertukaran barang dan jasa, pertukaran dan perkembangan ide-ide
mengenai demokratisasi, hak asasi manusia (HAM) dan lingkungan hidup, migrasi
dan berbagai fenomena human trafficking lainnya yang melintas batas-batas
lokalitas dan nasional kini merupakan fenomena umum yang berlangsung hingga ke
tingkat komunitas paling lokal sekalipun. Pendek kata, komunitas domestik atau
lokal kini adalah bagian dari rantai perdagangan, pertukaran ide dan perusahaan
transnasional.
UNESCO
(2001)
Globalisasi
dapat didefinisikan sebagai seperangkat struktur ekonomi, sosial, teknologi,
politik dan budaya dan proses yang timbul dari perubahan karakter produksi,
konsumsi dan perdagangan barang dan aset yang terdiri dari dasar ekonomi
politik internasional.
2.2.
Macam-macam Globalisasi
1. Globalisasi di Bidang Ekonomi
Globalisasi ekonomi
kemudian terjadi tanpa mengenal batas negara. Globalisasi ekonomi adalah
merupakan manifestasi baru dari pembangunan kapitalisme sebagai sistem ekonomi
internasional. Seperti pada jaman dahulu, untuk mengatasi krisis, perusahaan
multinasional mencari pasar baru dan memaksimalkan keuntungan dengan mengekspor
modal dan reorganisasi struktur produksi. Pada tahun 1950-an, investasi asing
memusatkan kegiatan
penggalian
sumber alam dan bahan mentah untuk pabrik-pabriknya. Tiga puluh tahun terakhir
ini, perusahaan manufaktur menyebar ke seluruh dunia. Dengan pembagian daerah
melampaui batas-batas negara dan perusahaan-perusahaan tidak lagi memproduksi
seluruh produk di satu negara saja.
Pada masa
lalu, bisnis internasional hanya dalam bentuk ekspor-impor dan penanaman modal.
Kini transaksi menjadi beraneka ragam dan rumit, seperti kontrak pembuatan
barang, alih teknologi, aliansi strategis internasional, aktivitas finansial,
dan lain-lain.
Globalisasi
menyebabkan berkembangnya saling ketergantungan pelaku-pelaku ekonomi dunia.
Manufaktur, perdagangan, dan investasi melewati batas-batas negara, sehingga
meningkatkan intensitas persaingan. Gejala ini dipercepat oleh kemajuan
komunikasi dan transportasi teknologi.
2.
Globalisasi
di Bidang Hukum
Globalisasi hukum dapat dipandang sebagai sesuatu yang
berjalan seiring dengan globalisasi pasar dan praktik bisnis perusahaan
multi-nasional yang beroperasi di dalam pasar tersebut. Di dalam dunia itu
sendiri telah terjadi pergerakan yang mengakibatkan keseragaman di bidang
kontrak. Pembuatan kontrak itu sendiri merupakan salah satu sistem dari
pembuatan sistem perdata. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kontrak
dapat ditetapkan sebagai hukum antara para pihak dalam kontrak. Dua pihak atau
lebih di dalam kontrak membuat satu set peraturan hukum yang akan mengatur
tentang hubungan hukum mereka, sesuai dengan isi perjanjian tersebut.
Istilah
globalisasi hukum merujuk pada suatu tingkat di mana kehidupan di seluruh dunia
diatur dalam seperangkat peraturan hukum. Seperangkat peraturan itu dibuat oleh
badan internasional yang kemudian diadopsi oleh kesepakatan dunia, atau
diperoleh dari akibat adanya perkembangan paralel yang terjadi di dunia.
Globalisasi
hukum pada gilirannya akan menyebabkan peraturan-peraturan negara-negara
berkembang tentang investasi, perdagangan jasa-jasa dan bidang ekonomi lainnya
akan saling terkonvergen denganperaturan yang ada di negara maju. Namun tidak
ada jaminan bahwa peraturan-peraturan tersebut mampu memberikan hasil yang sama
di negara-negara tersebut. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan sistem politik,
ekonomi, dan budaya.
3.
Globalisasi di bidang sosial budaya
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dunia secara tidak langsung berpengaruh pada
pola pikir manusia sehingga ini merubah tingkat sosial budaya manusia. Adapun
perubahan itu dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
pergaulan individu antar individu beda negara telah terjadi perpindahan
nilai-nilai sosial budaya yang pada
dasarnya secara budaya berbeda. Seperti orang Indonesia lebih menyenangi
musi-musik dari barat, dan sebaliknya, orang-orang barat lebih suka mempelajari
musik tradisional Indonesia. Mereka tidak canggung belajar, bahkan lebih mahir.
Tetapi yang perlu diperhatikan adalah kita harus berhati-hati dan bertindak
selektif dalam memilih kebudayaan karena ada juga budaya-budaya yang tidak
sesuai dengan budaya bangsa kita.
4. Globalisasi di Bidang Politik
Kebijakan
suatu negara secara tidak langsung akan mempengaruhi kibijakan ditingkat regional
maupun ditingkat dunia. Jika pemerintah yang otoriter dan tidak demokratis akan
mengundang reaksi cepat dari negara lain terutama negara-negara besar seperti
Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet. Maka pencitraan pemerintah yang
demokratis, terbuka dan aspiratif sangat penting global.
5. Globalisasi dibidang informasi dan komunikasi
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan teknologi informasi dan
komunikasi yang begitu pesat sehingga kita sendiri seakan kewalahan dalam
menghadapinya. Sebagai contih masyarakat didunia ikut merasakan hasil dan
kecanggihan alat-alat komunikasi seperti telepon. Handphone (HP), internet
maupun TV.
Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi telah memudahkan manusia untuk berhubungan
dengan orang lain dimanapun berada. Dengan alat komunikasi seperti telepon,
handphone (HP), kitadapat berhubungan dengan siapa saja dan dimana saja dengan
cepat. Melalui internet, kita juga dapat mmengakses berita dan informasi dari
mana saja, kita dapat berkomunikasi denga sesama pengguna internet, dapat
ngobrol dengan teman melalui rubrik Chatting serta dapat mengirim surat
elektonik atau e-mail. Melalui televisi kita juga dapat berita-berita yang
terjadi di seluruh dunia. Kita dapat menikmati siaran-siaran TV seperti film, menonoton
pertandingan sepak bola yang berada di Inggris, Italia, Spanyol, Belanda,
Amerika dan sebagainya. (Malik, 2007 ; Arfani, 2004 ; Lasman, 2012 ; Winarno,
2008)
2.3.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Ilmu Pengetahuan
Penelitian ilmiah merupakan salah satu yang pertama dalam
menggunakan system komunikasi global. Pendidikan ilmiah berkualitas tinggi,
pada level paskadoktoral pada saat ini bersifat global. Tahap selanjutnya
adalah pada level pendidikan yang lebih rendah, doktoral, sarjana dan bahkan
sekolah akan secara progressif menjadi global. Fenomena ini terjadi pada ilmu
matematika dan perhitungan, dan akan merambah pada cabang ilmu yang lain. Akan
tetapi, agar efisien, pendidikan global membutuhkan pengembangan media
pertukaran yang terstandarisasi internasional dan kredit pendidikan secara
kuantitatif. Pendidikan global juga membutuhkan bahasa yang sama untuk
komunikasi, yang telah ada pada ilmu matematika dan perhitungan, dan akan
bertambah pada bahasa inggris ilmiah yang semakin universal. Seiring tumbuhnya
system pendidikan global, maka akan terjadi kompetisi dan migrasi guru dan
siswa. Mobilitas ini akan mendorong masyarakat untuk melakukan yang terbaik.
Sebagai contoh, beberapa Negara (meskipun di antara Negara kaya) dapat
menyediakan pendidikan ilmiah yang lebih maju, dan impor keahlian yang
diperlukan dari Negara asing. Situasi ini berkembang di Jerman dan Perancis,
yang kekurangan universitas riset unggulan. Sebaliknya, hanya beberapa Negara
yang mampu menyediakan pendidikan yang maju, begitu juga sumber daya manusia
yang ahli dalam ilmu terapan dan murni. Sebagai kesimpulan, terdapat dua aspek
komplemen terhadap globalisasi pendidikan: yaitu standarisasi dan spesialisasi.
Manusia
adalah makhluk yang harus siap dengan segala perubahan, baik positif maupun
negatif. Oleh karena itu, perubahan harus disikapi dengan cara selektif dan
memperkuat kemampuan diri untuk bersaing. Ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan bangsa, khususnya
perkembangan budaya. Kedatangan setiap teknologi baru harus kita terima dengan
pikiran terbuka dan penuh kewaspadaan. Walaupun demikian, para ahli teknologi
sering mengatakan bahwa teknologi itu bersifat netral tetapi bergantung dari
manusia yang menggunakan teknologi itu. Artinya tidak semua teknologi itu
bersifat netral. Banyak teknologi mengandung dinamika sendiri atau
kecenderungan ke arah yang baik atau buruk. Misalnya, teknologi industri yang
menimbulkan pencemaran lingkungan hidup jelas tidak bisa dikatakan netral (Abdulkarim,
2012).
Globalisasi akan
memberikan corak budaya baru, dan memberi dampak yang luas terhadap kebebasan
budaya setempat dan mengukuhkan dominasi budaya barat dalam budaya masyarakat
di negara-negara berkembang. Kebudayaan baru yang berasaskan perkembangan
teknilogi informasi, telekomunikasi, dan satelit akan merombak dan mengubah
nilai dan sistem budaya masyarakat Negara berkembang selaras dengan visi dan
misi globalisasi barat. Gelombang kebudayaan baru yang terjadi melalui
pendominasian budaya akan menjadikan Negara berkembang semakin bergantung dan
terikat pada keputusan yang dibuat oleh penguasa barat (Abdulkarim, 2008).
Selain
itu, sifat kebudayaan kita yang tertutup dan membuat orang merahasiakan apa
yang diketahuinya (padahal sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan bangsa)
haruslah diubah menjadi kebudayaan yang terbuka sehingga orang lain dapat ikut
berpartisipasi dalam berpikir dan bekerja lebih kreatif, lebih keras, lebih
rajin, serta penuh integritas (Abdulkarim, 2012 ).
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat cepat serta globalisasi yang
dewasa ini terjadi berdampak positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat,
baik kehidupan individu maupun sosial kemasyarakatan. Dampak positif dari
perkembangan IPTEK dan globalisasi tersebut
adalah terbukanya peluang besar kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan negara. Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya perubahan nilai dan
norma kehidupan yang seringkali kontradiksi dengan norma dan nilai kehidupan
yang telah ada di masyarakat. Dalam konteks inilah khususnya pendidikan dasar,
berperan sangat penting untuk memelihara dan melindungi norma dan nilai
kehidupan positif yang telah ada di masyarakat suatu negara dari pengaruh
negatif perkembangan IPTEK dan globalisasi. Proses pendidikan yang benar dan
bermutu memberikan bekal dan kekuatan untuk memelihara “jatidiri” dari pengaruh
negatif globalisasi, bukan hanya untuk kepentingan individu peserta didik,
tetapi juga untuk kepentingan masyarakat dan negara (Tim pengembang ilmu
pendidikan FIP-UPI, 2007).
Kehidupan
masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan ini menuntut pembelajaran
pada jenjang persekolahan harus menyesuaikan dan mengantisipasi setiap
perubahan yang terjadi.
Kecepatan
perkembangan tidak selalu merata, di kota-kota besar umumnya lebih cepat
dibandingkan dengan di kota kecil, apalagi dengan pedesaan, sehiungga yang
terjadi bukan saja adanya keragaman, namun juga terjadi adanya kesenjangan yang
cukup jauh. Karena adanya komunikasi yang begitu kaya dan insentif, perbauran
nilai-nilai dan perubahan pola-pola kehidupan sering kali berjalan cepat dan
tidak jarang menimbulkan frustasi dan konflik. (Tim pengembang ilmu pendidikan
FIP-UPI, 2007).
2.4.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Teknologi
Teknologi
adalah fasilitas yang mempunyai fungsi untuk dimanfaatkan bagi peningkatan
kesejahteraan manusia. Teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan manusia
dengan memanfaatkannya untuk usaha nilai tambah yang akan memberikan
peningkatan penghasilannya. Makin canggih teknologi biasanya akan memberikan
kemungkinan untuk memberikan peningkatan nilai tambah yang lebih tinggi
(Samadikun, 1992).
Perkembangan
teknologi informasi memang sudah dirasakan sebagian besar lapisan masyarakat di
dunia. Komputer, faksimile, telpon genggam, siaran televisi yangglobal serta
satelit telah mempercepat aliran informasi menembus batas-batas negara tanpa
bisa dihentikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup
pesat sekarang ini sudah menjadi realita sehari-hari bahkan merupakan tuntutan
masyarakat yang tidak dapat ditawar lagi.
Tujuan
utama perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang
lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek, terutama
teknologi informasi seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai
tujuan hidupnya dalam waktu singkat. Dampak buruk dari perkembangan “dunia
maya” ini tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini
dan masa depan.
2.5.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan
Globalisasi
di artikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Globalisasi merupakan suatu proses tatanan masyarakat
yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada
hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian
ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh
dunia. (Jamli, 2005).
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
1.
Kebudayaan adalah cara berfikir dan
cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok
manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan
waktu.
2.
Kebudayaan sebagai keseluruhan yang
mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta
kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
3.
Kebudayaan merupakan hasil karya,
rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi
dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang
meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan
kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa
itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala
keadaannya.
(Kusumohamidjojo, 2010)
Globalisasi
adalah suatu kondisi yang kini tidak lagi bisa dihindari dan sudah masuk ke
segala sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Dampak globalisasi dapat dirasakan
di segala bidang kehidupan termasuk bidang kebudayaan bangsa. Munculnya
berbagai aliran musik, perkembangan seni, perkembangan norma sosial merupakan
suatu gambaran dampak globalisasi yang ada di sekitar kita. Namun, dampak yang
ditimbulkan oleh globalisasi tidak selalu merupakan dampak positif tetapi
globalisasi juga dapat membawa dampak negatif terhadap kebudayaan bangsa.
GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN TRADISIONAL DI
INDONESIA
Proses
saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat.
Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun
kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan
berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu
kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa
berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam
jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha
melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan
demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa
Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh
luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah
yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya
soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana
nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti
anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi
keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai
kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat
khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam
masyarakat.
PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI ; KESENIAN YANG
BERTAHAN DAN YANG TERSISIHKAN
Perubahan
budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai
yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh
satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan
setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam
bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan
film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv
internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak
dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain
yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun
makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan
bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil
memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga.
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian
dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat
yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini,
kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih
beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan
hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi
yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional
Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan
perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang
hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian
yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai
tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian
tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi
komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga
alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian
tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia
yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen
penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah
kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan
contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional,
melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat
di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati
begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni
pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula
kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi
komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja
kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok
Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki
penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran
televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian,
ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi
dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap
bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit.
Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom
Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun
pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak
beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai
bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan
nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari
kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang
kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu
atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.
2.6. Pengaruh Globalisasi Terhadap Masa
Depan Bangsa Indonesia
Globalisasi
merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam mendorong
munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung.
Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang
menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lainnya.
Globalisasi akan membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa Tapal
Batas" yang saat ini diterima sebagai realita masa depan yang akan
mempengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru (Abdulkarim, 2008)
Dampak
modernisasi dan globalisasi yang terjadi dalam masyarakat, tentu saja akan
berpengaruh pada kita sebagai anggota masyarakat dan lebih luas sebagai bangsa
indonesia. Modernisasi dan globalisasi merupakan tantangan bagi masa depan
bangsa kita (Maryati, 2006). Dampak positif dari perkembangan IPTEK dan
globalisasi adalah terbukanya peluang pasar kerja sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan Negara (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007).
Pada abad 21 ini, suka atau tidak suka, mau tidak mau, Indonesia
akan terkena arus liberalisasi perdagangan
barang dan jasa. Jika tidak mau, Indonesia akan dikucilkan oleh negara-negara
lain dan akan mendapat sanksi embargo ekonomi secara internasional. Padahal
Indonesia masih sangat tergantung pada barang-barang impor, investasi, dan hutang dari luar negeri. Di
samping itu, Indonesia juga masih memerlukan pemasaran produk-produk ke luar
negeri. Permasalahannya siapkah kita menghadapi persaingan dengan negara lain
yang dalam banyak hal lebih siap, seperti dari sumber daya manusianya, ilmu
pengetahuan dan teknologinya, serta
modalnya. Jika tidak mampu, maka kita akan kalah dalam persaingan global
tersebut. (Pasaribu, 2013)
Pada
waktu yang sama, timbul juga tuntutan bagi peningkatan kesejahteraan dan
perlindungan hak-hak pekerja, yang pada gilirannya membuat perusahaan-perusahaan
mengubah komposisi input primernya sehingga lebih sedikit menggunakan tenaga
kerja. Seiring dengan tingkat fleksibilitas perusahaan-perusahaan
multinasional, globalisasi memperlemah posisi tenaga kerja dan serikat pekerja.
Walaupun globalisasi telah mendorong terjadinya penyerapan tenaga kerja secara
global, beberapa indikasi justru menunjukkan bahwa beberapa negara yang
mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi juga mempunyai jumlah pengangguran
yang terus meningkat. (Winarno, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
Globalisasi
mencakup integrasi ekonomi; transfer kebijakan lintas negara, transmisi
pengetahuan, stabilitas budaya, reproduksi, hubungan dan wacana kekuasaan yang
merupakan proses global, konsep, revolusi, dan “sebuah pendirian pasar global
bebas dari kontrol sosial politik” (Nikitin dan Ellliott, 2000). Hal ini
merupakan konsep yang telah didefinisikan dengan berbagai pengertian selama
bertahun-tahun, dengan beberapa konotasi yang mengacu pada kamajuan,
pembangunan dan stabilitas, integrasi dan kerjasama,dan lain-lain yang mengacu
pada regresi, kolonialisme dan destabilisasi. Meski demikian, istilah ini
membawa banyak hal yang masih tersembunyi. Ideologi politik seseorang, lokasi
geografis, status sosial, latar belakang budaya, dan afiliasi etnis dan agama
memberikan latar belakang yang menentukan bagaimana globalisasi ditafsirkan
(Al-Rodhan, 2006).
3.1. Pengaruh Globalisasi terhadap
Ilmu Pengetahuan
Secara keseluruhan, globalisasi menimbulkan
dampak yang sangat kompleks pada segenap Negara yang terlibat, namun dampak
paling besar dirasakan oleh Negara-negara berkembang. Globalisasi dengan jaringa komunikasi yang
global yang berarus bebas (glasnost)
dan indterdependen (perestroika)
telah menurunkan tembok-tembok ideology
tirai besi, kedaulatan politik, dan keutuhan budaya nasional serta
tembok ekonomi.
Bangsa-bangsa kini hidup di dalam dunia
yang tidak mengenal batas dengan tata informasi dan komunikasi yang terbuka da
perekonomian terbuka, tatanan social politik baru yang terbuka –dan kebudayaan
yang berubah kearah keterbukaan sedangkan information
dalam free flow digunakan dalam
artian yang sangat luas. (Hardjana, 2009).
Globalisasi disatu sisi telah membawa
dampak adanya berbagai perubahan pada semua bidang kehidupan, tak terkecuali perubahan
di bidang pembelajaran. Dimana bidang pembelajaran dianggap sebagai suatu
wahana untuk mempersiapkan SDM, yang mampu mengendalikan globalisasi tersebut.
· Pengaruh Positif
Globalisasi
dalam bidang ilmu pengetahuan terlihat dengan
adanya sekolah-sekolah yang membuka kelas bilingual, dengan diterapkannya
bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran
wajib. Selain itu sekolah-sekolah menengah hingga perguruan tinggi sudah banyak
yang membuka kelas Internasional. Untuk Indonesia hal ini tidak lain
dimaksudkan agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di dunia internasional
dan menjawab berbagai tantangan globalisasi. Dengan dimilikinya tenaga-tenaga
kerja yang berkualitas, tentunya akan membawa dampak positif tersendiri bagi
Indonesia. Indonesia mampu memperbaiki kualitas ekonomi, sehingga mampu masuk
jajaran raksasa ekonomi dunia. Namun hal ini tentu sangat membutuhkan perpaduan
antara kemampuan otak yang mumpuni dan keterampilan dasar yang tinggi. Salah
satu kuncinya adalah dengan globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan
kekayaan budaya bangsa Indonesia khususnya dengan sumber daya manusianya.
Beberapa dampak positif globalisasi adalah:
a. Berbagai
perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti
kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan unsur budaya lainnya akan mudah
diketahui oleh masyarakat.
b. Kreasi
ilmu pengetahuan dan imajinasi menjadi hal yang penting dalam era globalisasi.
Difusi global ilmu pengetahuan yang produktif memungkinkan perkembangan hingga
ke negara-negara berkembang, sehingga dapat berkompetisi dengan negara maju
karena biaya gaji pegawai yang rendah dan akibat perkembangann teknologi
informasi.
c. Semakin
mudahnya akses infomasi. Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah
mempermudah pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet
kini sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet, masyarakat dapat
mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Infomasi yang diakses
tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh dunia dapat diperoleh
melalui internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan bagi mereke untuk
memperolah sumber belajar lain, di samping dari buku dan penjelasan dari guru.
d. Globalisasi
dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan berstandar
internasional dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
pendidik. Apabila pendidikan dilakukan dilaksanakan secara berkualitas dan
mengikuti perkembangan arus globalisasi makan akan menghasilkan lulusan yang
siap kerja sesuai dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga pendidik
yang professional dan berstandar internasional. Hal ini tentunya akan membawa
perkembangan positif bagi peserta didik yang diajarnya kelak, yaitu
dihasilkannya lulusan yang berkualitas.
e. Globalisasi
akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain. Globalisasi pendidikanterjadi secara
mengglobal atau mendunia, segala perubahan-perubahan aspek pendidikan terjadi
di berbagai negara termasuk Indonesia. Apabila perkembangan globalisasi dapat
diikuti dan disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas pendidikan
Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-negara lain.
Sehingga pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau mampu bersaing dengan
negara-negara lain.
f. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas
dan mampu bersaing. Seperti yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan
dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti kebutuhan dan perkembangan globalisasi,
maka akan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap bersaing di dunia
Internasional.
g. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang
meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Demi
terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan berkualitas, tidak
mungkin mempertahankan struktur dan metode pendidikan yang sudah ada. Semua
harus menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini. Misalnya dengan
memanfaatkan teknologi berupa media pembelajaran berbasis komputer, internet
atau sejenisnya. Selain itu diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum yang
sudah ada sehingga dapat dilakukan pembenahan pada rancangan kurikulum
selanjutnya.
· Pengaruh Negatif
Arus
globalisasi pada bidang IPTEK membuat perkembangan IPTEK menjadi mudah dan
cepat diterima, namun dampaknya dapat menimbulkan pengangguran yang besar.
Akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, timbul pengurangan
biaya-biaya per-unit produksi. Selanjutnya hal tersebut dapat mengalami
peningkatan drastic, sedagkan jumlah pekerjaan berkurang tajam. Degan demikan
terjadi perpindahan tenaga kerja antarnegara secara bebas. Suatu ancaman bagi
tenaga kerja di Negara-negara sedang berkembang karena muncul pesaing dari
Negara-negara maju. Begitu pula ancaman bagi Negara-negara maju, ancaman tenaga
kerja murah muncul dalam skala besar dari Negara berkembang. (Chotib, dkk.,
2010)
Globalisasi
mengubah bentuk kehidupan keseharian kita secara mendasar. Globalisasi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yaitu terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menjangkau seluruh dunia. Misalnya, teknologi informasi, saat
ini setiap orang dapat memiliki dan menggunakan handphone atau internet yang
mampu menjangkau ke seluruh dunia.
Efek
negatif globalisasi :
1.
Informasi yang
tidak tersaring
2.
Membuat tidak
kreatif, karena prilaku konsumtif.
3.
Membuat sikap
menutup diri, berpikir sempit.
4.
Banyak meniru
perilaku yang buruk.
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan
atau kebudayaan suatu negara. (Anonim, 2012)
3.2.Pengaruh Globalisasi terhadap Teknologi
Di era
globalisasi, teknologi berperan sangat penting. Bahkan bisa disebut sebagai
agen utama dalam globalisasi. Pada masa seperti sekarang ini, teknologi
bersifat multi dimensi, karena telah merasuk ke dalam berbagai aspek dan
dimensi seperti: ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan,
pendidikan, dan lain sebagainya.
Globalisasi
ditandai dengan sejumlah hal, diantaranya adalah :
1. Globalisasi
terkait erat dengan kemajuan dan inovasi teknologi, arus informasi serta
komunikasi.
2. Globalisasi
tidak dapat dilepaskan dari akumulasi kapital.
3. Globalisasi
berkaitan dengan semakin tingginya intensitas perpindahan manusia, pertukaran
budaya, nilai dan ide lintas batas negara.
4. Globalisasi
ditandai dengan dengan semakin meningkatnya tingkat kertegantungan tidak hanya
antar bangsa namun juga antar masyarakat. (Held, 1999)
· Pengaruh Positif
Kemajuan teknologi informasi yang serba
digital membawa orang ke dunia bisnis yang revolusioner karena dirasakan lebih
mudah, murah, praktis dan dinamis. Di sisi lain, berkembangnya teknologi
informasi menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan
dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi
informasi yang berhubungan dengan “cyber crime”. Kejahatan ini adalah kejahatan
paling buruk dalam kehidupan modern akibat kemajuan pesat teknologi dengan
meningkatnya peristiwa kejahatan komputer, pornografi, terorisme digital, bias
informasi, hacker, dan sebagainya (Kalimah, 2010).
Dampak
positif dari globalisasi sendiri terhadap teknologi antara lain
1. Kemajuan di bidang teknologi,
komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
2. Kemajuan teknologi menyebabkan
kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat
produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
3. Kemajuan teknologi memengaruhi
tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien dan berkesinambungan.
4. Kemajuan iptek membuat bangsa
Indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan
bangsa lain. (Siany, 2009)
· Pengaruh
Negatif
- Masuknya
budaya barat
Masuknya budaya barat yang
bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana sopan santun. Namun,
sekarang banyak remaja menggunakan pakaian yang memperlihatkan auratnya,
padahal budaya timur jelas melarang yang seperti itu. (Abdulkarim, 2008)
- Menjadikan
manusia lebih individualis
Globalisasi menjadikan
perubahan dari kehidupan berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis.
Hal ini terjadi karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat materialistis
dan melupakan kehidupan sosialnya. Gejala ini sudah mulai terjadi di daerah
perkotaan yang merupakan pusat dari perkembangan teknologi. Dengan jadwal
pekerjaan yang padat sangat susah untuk melakukan interaksi dengan tetangga
(Abdulkarim, 2008). Selain itu, saat ini banyak orang lebih memilih untuk sibuk
dengan handphone atau gadgetnya masing-masing dibandingkan untuk bisa
berkomunikas ataupun menjalin hubungan sosial dengan orang disekitarnya. Jika
hal ini terus dibiarkan terjadi, akan bisa menggerus kepedulian dan rasa
sosial. (http://muda.kompasiana.com
)
-
Peningkatan resiko terhadap data safety
Pertumbuhan dunia digital membutuhkan
pertukaran data personal yang luas. Sebagai contoh yaitu bagaimana besarnya
ketergantungan publik atau pelanggan pada database sumber daya yang tersedia
dari sebuah perusahaan tertentu di seluruh dunia. Kemudian penggunaan yang
sangat populer pada jejaring sosial seperti Facebook, menunjukkan bahwa
fenomena ini tidak hanya terbatas pada bisnis tetapi juga secara individual (Hustinx, 2010).
Seiring
dengan peningkatan pertukaran data personal ini, pertumbuhan teknologi juga
membutuhkan perkembangan besar dari pengumpulan maupun penggunaan data lanjutan
yang seringkali tidak disadari oleh individu pengguna (user). Padahal banyak layanan di internet yang seringkali bertautan
dengan kumpulan informasi tentang pengguna, sebagai contoh penggunaan cookies yang dapat menyebabkan operator
web mengirimkan iklan target kepada individu ketika sedang menggunakan internet
(surfing) melalui monitoring
kebiasaan individu ketika menjelajahi web (Hustinx,
2010).
Di lain pihak pertumbuhan teknologi juga
mengakibatkan kompleksitas dalam berbagai hal termasuk salah satunya pada
perusahaan. Namun sayangnya tidak semua hal telah
diatur dalam hukum sebagaimana hal itu berjalan pada kenyataannya, oleh karena
itu, aturan pemenuhan proteksi data menjadi lebih sulit (Hustinx, 2010).
-
Menghilangkan
otonomi dari individu
Teknologi
telah menyebabkan individu menjadi semakin kehilangan otonominya untuk
menentukan keputusan-keputusan tentang pilihan-pilihan hidup dan nasibnya
sendiri. Hal ini terjadi karena adanya sistem teknologi yang terus berkembang,
yang secara perlahan semakin menjadi standar-standar operasi yang harus diikuti
oleh seluruh masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai ungkapan
Winner (1977, op. cit.: 16), there
can be no human autonomy in the face of technical autonomy.
- Ketidak
mandirian manusia
Di masa depan manusia akan banyak
bergantung kepada teknologi, seperti komputer yang berkembang dengan cepat.
Sehingga membuat manusia malas untuk meningkatkan kapasitas dirinya tetapi
hanya bergantung pada teknologi, oleh karena itu seharusnya perkembangan
teknologi yang begitu pesat membutuhkan pembangunan sumber daya manusia yang
memiliki pengetahuan dan kemahiran tentang teknologi. (Mitra Guru, 2006)
- Sumber
krisis energy
Sistem teknologi telah menjadi sumber dari
eksploitasi progresif beragam jenis sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan oleh karena itu telah menjadi sumber dari krisis energi sangat
serius yang tengah dihadapi oleh umat manusia saat ini. Di dalam ungkapan Barry
Commoner (1971: 151), dalam bukunya bertajul The Closing Circle: Confronting
the Environmental Crisis, menyatakan bahwa “beragam penemuan teknologi baru
memang telah berhasil meletakkan bangunan dasar bagi keberhasilan pembangunan
ekonomi, akan tetapi hal itu terjadi hanya oleh karena kegagalannya memelihara
kelestarian lingkungan ekologis: the new technology is an economic success,
but only because it is an ecological failure. Lebih jauh Commoner
menyatakan bahwa alasan paling penting dari terjadinya krisis lingkungan yang
saat ini telah mencapai tataran sangat ‘alarming’
adalah terjadinya perkembangan teknologi yang lebih produktif akan tetapi
‘lapar’ energi yang tidak terbarukan dan memiliki dampak degradasi lingkungan
yang sangat besar, menggantikan sistem teknologi yang kurang produktif akan
tetapi memiliki karakter yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
- Cybercrime
Di sisi lain, berkembangnya teknologi
informasi menimbulkan pula sisi rawan yang gelap sampai tahap mencemaskan
dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidana di bidang teknologi
informasi yang berhubungan dengan “cybercrime” atau kejahatan mayantara.
Masalah kejahatan mayantara dewasa ini sepatutnya mendapat perhatian semua
pihak secara seksama pada perkembangan teknologi informasi masa depan, karena
kejahatan ini termasuk salah satu extra ordinary crime (kejahatan luar biasa)
bahkan dirasakan pula sebagai serious crime (kejahatan serius) dan
transnational crime (kejahatan antar negara) yang selalu mengancam kehidupan
warga masyarakat, bangsa dan negara berdaulat. Tindak pidana atau kejahatan ini
adalah sisi paling buruk di dalam kehidupan moderen dari masyarakat informasi
akibat kemajuan pesat teknologi dengan meningkatnya peristiwa kejahatan
komputer, pornografi, terorisme digital, “perang” informasi sampah, bias
informasi, hacker, cracker dan sebagainya. (http://blog.ub.ac.id)
3.3.Pengaruh
Globalisasi terhadap Kebudayaan
Globalisasi memberikan dampak yang meluas
kepada fenomena imigrasi penduduk dalam blok budaya yang berbeda. Dunia menjadi
semakin beragam dari segi komposisi budaya etnik, ras dan warna kulit.
Globalisasi dapat menimbulkan efek negatif, jika tidak disertai dengan usaha
beradaptasi melalui peningkatan kualitas diri dan selektif mengadopsi budaya
yang datang dari luar.
Dari sudut kebudayaan, globalisasi dapat
memperluas wawasan budaya, meningkatkan kemampuan bahasa asing, meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap mental ke arah yang lebih baik, meningkatkan
produktivitas kerja dan memberikan arah dalam perilaku. Perkembangan yang
terjadi saat ini membawa perubahan keanekaragaman budaya yang bersifat
pluralism dan multiculturalism, sekaligus akan mendatangkan manfaat.
· Pengaruh Positif
Berikut ini adalah beberapa
dampak positif globalisasi terhadap kebudayaan.
a. Perubahan
nilai budaya
Mengenai
nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, berguna, benar-salah, baik-buruk,
atau boleh tidaknya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Nilai budaya
setiap orang atau kelompok masyarakat tidak sama, tidak baku atau statis,
melainkan selalu dinamis dan berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi
di masyarakat. Akibat dari globalisasi, banyak nilai yang berkembang pada zaman
penjajahan menjadi hilang seperti kolonialisme, otoriterisme, sukuisme dan
feodalisme. Sebaliknya semakin berkembangnya nilai budaya positif seperti
budaya toleransi dalam kehidupan beragama, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, cinta tanah air, gotong-royong, kekeluargaan, saling
ketergantungan dan kerja sama antarbangsa.
b. Perubahan
etos budaya
Etos
budaya adalah wata khas budaya suatu kelompok masyarakat dilihat dari ciri,
sifat, dan adat istiadat. Misalnya etos kerja keras, menghargai mutu, dan
berorientasi ke depan. Dengan dilaksanakannya pembangunan di indonesia, etos
budaya setiap suku bangsa mengalami perubahan. Contohnya, masyarakat yang masih
tradisional mempunyai suatu anggapan bahwa banyak anak akan membawa banyak
rezeki. Seiring dengan adanya perubahan budaya, anggapan tersebut sudah mulai
berubah, karena setiap anak lahir ke dunia dengan membawa rezekinya
masing-masing.
c. Perubahan
kepercayaan
Kepercayaan
sebagai salah satu unsur budaya cenderung berubah dan berkembang dari waktu ke
waktu. Hal ini sejalan dengan perubahan pandangan hidup, etos dan pengetahuan.
Perubahan sistem dalam masyarakat Indonesia merupakan dampak dilakukannya
modernisasi melaluii pembanganunan nasional. Contohnya kepercayaan terhadap
takhayul, dukun atau paranormal serta mendewa-dewakan manusia kini sudah mulai
ditinggalkan.
d. Perubahan
pandangan hidup
Pandangan
hidup adalah konsep seseorang yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala
masalah yang terjadi. Pandangan hidup sebagai komponen budaya cenderung berubah
sejalan dengan perubahan konsep hidup masyarakat. Perubahan pandangan hidup
masyarakat Indonesia dewasa ini tampak jels dari perubahan sikap, perilaku, dan
hasil karyanya. Berkat pembangunan berkembanglah pandangan tentang pentingnya
keseimbangan antara pembangunan material dan spiritual, berkembangnya pandangan
tentang perlunya prinsip pembangunan yang
berwawasan lingkungan, kesetiakawanan sosial, dan kekeluargaan.
(Abdulkarim, 2006)
· Pengaruh Negatif
Dampak
negatif dari fenomena globalisasi yang mempengaruhi budaya bangsa tercermin
dari munculnya sikap individualitas, hedonisme yang menganggap kesenangan
pribadi merupakan nilai hidup tertinggi, materialisme dan konsumerisme,
kesenjangan sosial, dan masuknya kebudayaan-kebudayaan barat dengan mudah.
(Murtono, dkk, 2006)
Era
globalisasi membawa pola pikir yang terbayang-bayang oleh dominasi pengaruh
barat yang kuat. Dominasi barat terasa ketika segala isu yang berkembang dari
Barat akan menjadi suatu hal yang harus diikuti. Padahal tidak semua pengaruh
yang dibawa oleh Barat merupakan hal yang baik dan sesuai dengan karakteristik
budaya bangsa. (Abdulkarim, 2006)
Arus
globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai
pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan
Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri
sendiri .
1. Kegoyahan
kebudayaan
Cultural
shock atau kegoyahan kebudayaan merupakaan salah
satu dampak negatif yang timbul akibat globalisasi. Kegoyahan kebudayaan
merupakan goyahnya mental atau jiwa seseorang sebagai akibat ketidaksiapan diri
menerima kebudayaan asing yang datang tiba-tiba. Ketika suatu kebudayaan asing
muncul, respon awal yang menyenangkan akan muncul seiring ketertarikan diri
terhadap hal baru. Namun, ketika individu mulai menyadari ketidaksesuaian dari
kebudayaan baru tersebut, saat itulah terjadi kegoyahan kebudayaan sehingga
kondisi ini bisa berdampak negatif apabila kondisi ini tidak dapat ditanggapi
dengan baik. (Abdulkarim, 2006)
Tahap akhir dari kegoyahan budaya pada umumnya adalah
pembauran orientasi. Individu akan berusahan sebaik mungkin untuk berintegrasi
dengan budaya baru. Bagi mereka yang mengalami perpindahan kebudayaan yang
berbeda akan meningkatkan kemampuannya untuk menirukan kebudayaan baru dengan
cepat. Namun, ada pula sebagian orang yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat
sehingga menjadi tertutup dan depresi. Kegoyahan kebudayaan bisa berupa efek
pada tata bahasa. (Vesajoki, 2002)
2. Ketimpangan
budaya
Ketimpangan budaya adalah
ketimpangan salah satu unsure budaya yang terjadi ketika berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan lain yang sudah berubah. Kondisi ini
terjadi ketika apabila salah satu unsur dari kebudayaan memiliki kemampuan
adaptasi yang lamban terhadap unsur lain yang sudah berubah. (Abdulkarim, 2006)
3. Sikap
Anomi
Sikap anomi adalah sikap atau
perilaku tanpa arah yang timbul akibat pergeseran nilai budaya. Pergeseran
nilai budaya muncul ketika unsur-unsur globalisasi yang masuk dengan sangat
cepat sehingga terjadi perubahan sosial budaya yang bertubi-tubi namun sistem
nilai dan norma masyarakat belum siap untuk mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan
yang dibawa oleh globalisasi. Akibat yang timbul adalah masyarakat kebingungan
(anomi) terhadap sikap yang harus dilakukan. Hal yang patut diperhatikan adalah
sikap anomi dapat merusak nilai-nilai budaya bangsa. (Abdulkarim, 2006)
4. Individualis
Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang
lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka
adalah makhluk social.
5. Matrialistis
Adalah sebuah faham dimana
masyarakat memandang segalanya dari segi materi. Orang yang memiliki jabatan
dan harta yang melimpah pasti akan lebih dihargai oleh masyarakat sekitarnya,
walaupun orang tersebut tidak memiliki intelektual yang bagus. Sebaliknya,
orang yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki harta dan jabatan
maka orang tersebut akan selalu direndahkan. Orang yang merasa dirinya kaya
maka berhak merendahkan dan meremehkan orang yang miskin. Itulah yang sekarang
terjadi dimasyarakat kita.
6. Konsumerisme
adalah paham atau ideologi yang
menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi
atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara
berlebihan atau tidak sepantasnya secara berkelanjutan. Hal tersebut
menjadikan manusia menjadi
pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau
susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang
tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya.
Di Indonesia hamper semua orang mempunyai kendaraan bermotor, televisi,
computer dan sebagainya. Indonesia merupakan Negara pembeli motor Honda yang
nomer satu didunia. Mulai dari pejabat hingga masyarakat kalangan menengah pun
berbondong-bondong membeli dan menggunakan kendaraan bermotor untuk menunjang
aktifitasnya. Misalnya saja yang terlihat dikampus kita, mahasiswa ,pegawai ,
dosen sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor untuk ke kampus. Bandingkan
saja dengan Negara yang lebih maju dari pada Indonesia, misalnya yang terjadi
dinegara jepang. Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali
dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Bagaimana
yang terjadi di kampus kita sungguh berbanding terbalik dengan hal itu, Rektor
selalu menggunakan mobil mewah begitu juga dengan sebagian pegawai dan
mahasiswa. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah
Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik
kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik mobil
dinas kedutaan yaitu mercy. Sungguh ironis, tapi itulah yang terjadi di
masyarakat kita.
7. Hedonisme
Hedonisme menurut Pospoprodijo
(1999:60) adalah kesenangan atau (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan
yang baik yang tertinggi. Namun, kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi
kebahagiaan. Kemudian Jeremy Bentham dalam Pospoprodijo (1999:61) mengatakan
bahwasanya kesenangan dan kesedihan itu adalah satu-satunya motif yang
memerintah manusia, dan beliau mengatakan juga bahwa kesenangan dan kesedihan
seseorang adalah tergantung kepada kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari
seluruh masyarakat. Adapun hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah
sesuatu itu dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Disini
jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan dan tidak
menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Orang-orang yang mengatakan
ini, dengan sendirinya, menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai
tujuan hidupnya. Orang-orang lebih senang menghabiskan waktu di tempat-tempat
perbelanjaan dan tempat hiburan malam dari pada melakukan hal-hal yang lebih
bermanfaat. Pergaulan bebas, narkotika dan miras semakin digemari oleh generasi
muda saat ini.
3.4.Pengaruh Globalisasi terhadap Masa Depan Bangsa
Abad 21 dikenal sebagai era globalisasi.
Era globalisasi bukan hanya tantangan, tetapi
juga sekaligus mempunyai peluang. Tantangan merupakan fenomena yang
semakin ekstensif, yang mengakibatkan
batas-batas politik, ekonomi antarbangsa menjadi samar dan hubungan antarbangsa
menjadi sangat transparan. Globalisasi memiliki implikasi yang luas tehadap
penghidupan dan kehidupan berbangsa dan bernegara, baik ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan. (Pasaribu, 2013)
Di satu pihak, globalisasi membuka peluang
yang lebih luas dan terbuka bagi peningkatan perdagangan dan investasi yang
pada gilirannya memperluas lapangan pekerjaan. Di lain pihak, globalisasi
membawa implikasi berupa semakin ketatnya tingkat persaingan baik di pasar
domestik maupun internasional. Keadaan ini memaksa setiap perusahaan melakukan
berbagai langkah untuk secara terus-menerus menurunkan biaya produksi sembari
menghasilkan temuan-temuan (inovasi) baru. Tuntutan tersebut menjadi salah satu
dorongan bagi terjadinya pembaruan di semua bidang usaha yang cenderung
meninggi intensitasnya. (Winarno, 2008)
· Pengaruh Positif
Dampak
positif globalisasi bagi bangsa indonesia diantaranya sebagai berikut
(Adisukarjo,2007)
1. Bangsa
indonesia dapat megenai, mengetahui, dan mempelajari kehidupan ekonomi, sosial,
dan budaya dari negara lain
2. Bangsa
indonesia dapat bekerja sama dengan negara lain dalam meningkatkan perkembangan
ekonominya
3. Bangsa
indonesia dapat memasarkan hasil produksinya di pasar dunia dan bersaing dengan
produk dari negara lain melalui perdagangan bebas
4. Melalui
perdagangan bebas, maka bangsa indonesia diharapkan dapat meningktkan
kesejahteraan hidup masyarakat
Gaya hidup tradisional di zaman globalisasi
ini sudah semakin berkurang dan bahkan cenderung untuk ditinggalkan oleh
masyarakat sekarang ini. Masyarakat cenderung memilih menerapkan gaya hidup
modern daripada gaya hidup tradisional. Alasan mengapa masyarakat memilih gaya
hidup modern adalah karena semuanya serba mudah, cepat, dan ekonomis. Pengaruh positif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme menurut Setyawan, 2011 :
1.
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.
Dari
aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan
kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.
Dari
globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Berikut
ini beberapa dampak positif dari globalisasi menurut Abdulkarim, 2008
1. Perubahan sistem pengetahuan
Pembangunan nasional telah
memberi kesempatan yang seluas-luasnya terhadap masyarakat indonesia untuk
memperoleh pendidikan mulai dari tk, sd, smp, sma, dan perguruan tinggi. Hal
ini tampak jelas dari peningkatan taraf kecerdasan dan kepandaian sehingga
mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan pada akhirnya berdampak pada
kemampuan memproduksi berbagai jenis barang dan jasa, seperti peralatan hidup
berteknologi canggih.
2. Perubahan nilai budaya
Nilai budaya setiap orang
atau kelompok masyarakat tidak sama, tidak baku, atau statis, melainkan selalu
dinamis dan berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Akibat dari globalisasi, banyak nilai yang berkembang pada zaman penjajahan
hilang, seperti kolonialisme, liberalisme, rasionalisme, kapitalisme,
otoriterisme, sukuisme, dan feodalisme. Sebaliknya, nilai budaya toleransi dalam
kehidupan beragama, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, cinta tanah air,
gotong royong dan kekeluargaan.
3. Perubahan etos budaya
Dengan dilaksanakannya
pembangunan di indonesia maka etos budaya setiap suku bangsa mengalami
perubahan.
4. Perubahan kepercayaan
Kepercayaan sebagai salah
satu unsur budaya cenderung berubahdan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini
sejalan dengan perubahan pandangan hidup, etos, dan pengetahuan. Perubahan
sistem dalam masyarakat indonesia merupakan dampak dilaksanakannya modernisasi
melalui pembangunan nasional.
5. Perubahan pandangan hidup
Pendangan hidup sebagai
komponen budaya cenderung berubah sejalan dengan perubahan konsep hidup
masyarakat. Perubahan pandangan hidup masyarakat indonesia dewasa ini tampak jelas
dari perubahan sikap, perilaku, dan hasil karyanya.
Dampak positif globalisasi menurut Dimas, 2013:
1.
Kemajuan teknologi
menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif dan efisien
sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
2.
Kemajuan teknologi
memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien dan
berkesinambungan.
3.
Kemajuan iptek
membuat bangsa indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa indonesia mampu
sejajar dengan bangsa lainnya.
· Pengaruh Negatif
Adapun Dampak negatif dari globalisasi menurut
(Abdulkarim, 2006), yaitu sebagai berikut :
a.
Keguncangan
budaya (Cultural Shock)
Kegoncangan
budaya adalah keguncangan-keguncangan jiwa dan mental seseorang atau masyarakat
sebagai akibat belum siapnya menerima kebudayaan asing yang datang secara
tiba-tiba. Pada tahap awal, orang atau masyarakat itu mungkin akan mendapatkan
pengalaman batu yang menarik, tetapi ketika masuk ke dalam sistem baru itu akan
tumbul rasa tertekan dan frustasi. Tahap inilah yang disebut dengan cultural
shock. Jika keadaan ini terus dibiarkan, akan menggangu keseimbangan jiwanya
dan berdampak negatif, seperti bunuh diri atau gila. Akan tetapi, jika dia
dapat menyesuaikan diri dengan keadaan itu, timbul penyesuaian unsur-unsur
budaya lain sehingga kembali tercipta ketenangan.
b.
Ketimpangan
budaya (Cultural Lag)
Ketimpangan budaya adalah
ketimpangan salah satu unsur kebudayaan untuk menyesuaikan diri dengan unsur
kebudayaan lain yang sudah berubah. Jadi, ketimpangan budaya adalah adanya
keambanan dari salah satu unsur kebudayaan untuk beradaptasi dengan unsur lain
yang sudah berubah.
c.
Pergeseran
Nilai-nilai budaya yang Menumbulkan Anomi
Masuknya unsur-unsur
globalisasi yang sangat gencar dalam waktu yang relatif singkat akan
mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial budaya secara susul
menyusul. Sementara itu, sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan
masyarakat tidak siap mengatisipasi terjadinya perubahan-perubahan nilai budaya
tidak akan berlangsung lama jika masyarakat tersebut dapat menyesuaikan dengan
cepat. Hal yang dikhawatirkan akibat anomi ini adalah nilai-nilai budaya yang
telah ada menjadi rusak dan dipengaruhi oleh budaya luar.
BAB IV
KESIMPULAN
Globalisasi
sering di definisikan dengan berbagai konotasi yang mengacu pada kemajuan,
pembangunan, stabilitas, integrasi dan kerjasama, dan lain-lain yang mengacu
pada regresi, kolonialisme dan destabilisasi. Tetapi ternyata globalisasi
menurut berbagai pendapat yang ada memiliki pengaruh baik positif maupun
negatif yang beragam terkait dengan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, hingga
masa depan bangsa. Selayaknya dengan terus terjadinya globalisasi, dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan lain hal tidak membuat kita lupa
akan kearifan lokal kita, tidak lupa akan jati diri kita untuk terus memajukan
masa depan bangsa.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan :Membangun Warga Negara yang Demokratis. Jakarta : Grafindo Media Pratama
Abdulkarim,
Aim. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan,
Buku Pelajaran untuk Kelas XII SMA. Grafindo Media Pratama : Jakarta
Abdulkarim.
2012. Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang Demokratis.
Grafindo: Jakarta.
Adisukarjo
S dan Ningsih R. 2007. Horizon Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta.Yudhistira
Al-Rodhan
NRF. 2006. Definitions of globalization: A comprehensive overview and a
proposed definition. Geneva Centre for Security Policy. Program on the
geopolitical implications of globalization and transnational security.
Arfani,
Riza Noer. 2004. Globalisasi : Karakteristik & Implikasinya. Ekonomi Politik Digital Journal Al-Manar.
Edisi I.hal 1.
Charlton BG and
Andras P. 2006. Globalization in science education: an inevitable and
beneficial trend. Med Hypotheses 66
(5): 869.
Chotib,
Djazuli HM, Suharno HT, Abubakar HS, dan Catio HM. 2010. Kewarganegaraan 3.
Penerbit Yudhistira: Jakarta.
Commoner,
B.. 1971. The Closing Circle: Confronting
the Environmental Crisis. New York: Knopf.
Dimas, Aditya. 2013. http://regional.kompasiana.com/2013/01/23/globalisasi-teknologi-informasi-527177.html
Edison
Jamli, dkk.2005. Kewarganegaraan.
Jakarta: Bumi Akasara
Feisal JA. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Gema Insani.
Hardjana,
Andre. 2006. Komunikasi Global: Filosodi
dan Konsekuensi Bagi Komunikasi Nasional. Komunika:
Warta Ilmiah Populer Komunikasi dalam Pembangunan, Vol.9, No. 1, 2006.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Held, D. et al,. 1999. Global
Transformations Politics, Economy and Cultural. Stanford University Press:
Standford California.
Hitt A.M,
Ireland D.., dan
Hoskisson E.R., 1997,
Manajemen Strategis Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Hustinx,
Peter. Protection of Personal Data in a Digitalized World European Data
Protection Supervisor. Published in L'Observateur
de Bruxelles, Nr 82, October 2010,
p. 8-10
Ichijo K and
Nonaka I. 2006. Knowledge Creation and
Management: New Challenges for Managers. UK: Oxford University Press.
Kalimah
S. 2010. Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Teknologi Informasi dan
Komunikasi. http://blog.ub.ac.id/remover/2010/07/04/globalisasi-dan-pengaruhnya-terhadap-teknologi-informasi-dan-komunikasi/. Diunduh: 11 Mei 2013
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Kuntowijoyo,. 1997. Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya
Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan.
Kusumohamidjojo.
2010. Filsafat Kebudayaan; Proses Realisasi Manusia. Yogyakarta:
Jalasutra
Lasman,
Mustain. 2012. Macam-Macam Globalisasi.
http://kitaindiy.blogspot.com/2012/07/ macam-macam-globalisasi.html
(diakses tanggal 11 Mei 2013).
Malik,
Camelia. 2007. Implikasi Hukum Adanya Globalisasi Bisnis Franchise. Jurnal Hukum No. 1. Vol. 14 : 97-114.
Maryati K dan Suryawati J. 2006. Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta.
Esis
Murtono, S., Suryono, H., dan Martiyono. 2006.
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Quadra
Nurdiman,
AA. 2006. Pendidikan kewarganegaraan kecakapan berbangsa dan bernegara.
Pribumi mekar : Jakarta
P. V.
Nikitin and J. E. Elliott, “Freedom and the Market (An Analysis of the
Anti-globalisation Movement from the Perspective of the Theoretical Foundation
of the Evaluation of the Dynamics of Capitalism by Palanyi, Hayek and Keynes)”,
The Forum for Social Economics, Fall 2000, pp. 1-16, p. 14, as cited in
G. Gaburro and E. O’Boyle, “Norms for Evaluating Economic Globalization”, International
Journal of Social Economics, Vol. 30, No. 1/2, 2003, pp. 95-118, p. 115.
Ratnasari R.
2013. Pengaruh globalisasi terhadap pelajar. Restiyana Ratnasari. [online, http://restiyanatik93.blogspot.com/2013/02/pengaruh-globalisasi-terhadap-pelajar.html diakses pada tanggal 11 Mei 2013].
Samadikun
S. 1992. Dampak Globalisasi dan Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia. http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-ref-ind/ref-ind-3/application/pendidikan/buku-samaun-samadikun/karya_22.pdf. Diunduh: 11 Mei 2013
Setyawan, Heri. 2011. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nasionalisme. STMIK AMIKOM Yogyakarta
Siany L
dan Atiek Catur. 2009. Khazanah
Antropologi 1 : untuk kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Tim
mitra guru. 2006.
Sosiologi, jilid 3. Esis : indonesia.
Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: Imperial Bhakti Utama)
Tim
pengembang ilmu pengetahuan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Imtima: Jakarta.
Ul-Haq
HB. 2013. Globalisasi Ilmu Pendidikan dan Teknologi (IPTEK). http://www.slideshare.net/tyaraditya/globalisasi-ilmu-pendidikan-dan-teknologi. diunduh: 11 Mei 2013.
Vesajoki, F. 2002. Effects of Globalization on
Culture : A Study of the Experiences of
Globalization among Finnish Travellers. Cultural
Anthropology Master Thesis University
of JYVASKYLA
Winarno,
Budi. 2008. Globalisasi: Peluang atau
Ancaman Bagi Indonesia. Jakarta : Erlangga
Winarno,
Budi. 2008. Globalisasi: Peluang atau
Ancaman Bagi Indonesia. Erlangga: Jakarta.
Winner,
L. 1977. Autonomous Technology:
Technic-out of-Control as a Theme in Political Thought. Second Printing.
Massachusetts: The Massachusetts Institute of Technology
http://blog.ub.ac.id/remover/2010/07/04/globalisasi-dan-pengaruhnya-terhadap-teknologi-informasi-dan-komunikasi/
http://deni-anggara.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-pengaruh-globalisasi.html
Comments
Post a Comment