PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Pemeriksaan
Subyektif
Perawatan
yang tepat dimulai dengan diagnosis yang tepat. Diagnosis yang tepat memerlukan
ilmu pengetahuan penyakit serta gejala-gejalanya, keterampilan untuk melakukan cara menguji yang tepat
dan seni menyatakan impresi, fakta, dan
pengalaman ke dalam pengertian. Pemeriksaan
rutin harus dilakukan oleh dokter
gigi
untuk menghindari informasi yang tidak relevan dan mencegah kesalahan akibat
kelalaian dalam pemeriksaan klinis. Rangkaian pemeriksaan harus dicatat dalam
kartu pasien dan harus dijadikan sebagai petunjuk untuk melakukan kebiasaan
diagnosis yang tepat (Grossman dkk, 1995).
Rangkaian diagnostik terdiri dari pemeriksaan subyektif,
pemeriksaan obyektif, pemeriksaan penunjang, kemudian formulasi diagnosis
(Bricker dkk., 1994). Pemeriksaan subyektif bertujuan untuk mengumpulkan
sejumlah informasi yang berkaitan dengan data pribadi, riwayat medis, riwayat
dental, dan keluhan utama pasien. Pada pemeriksaan subyektif dokter gigi harus
menggali mengenai gejala yang diderita dan disampaikan pasien, hal ini
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan subyektif yang sistematis dan hati-hati
disertai pertanyaan yang tajam dan terarah (Walton dan Torabinejad, 2008).
Pemeriksaan
subyektif terdiri dari
1. Keluhan
utama
Keluhan
utama (Chief Complaint) merupakan hal yang sangat penting dilakukan terlebih
dahulu sebelum melakukan berbagai perawatan dental. Keluhan utama adalah
catatan mengenai masalah yang membuat seorang pasien datang ke dokter gigi.
Keluhan utama dicatat dalam rekam medis sesuai dengan bahasa yang diucapkan
pasien. Saat dokter gigi mencatat dan mengidentifikasi keluhan utama pasien,
sebaiknya dokter gigi secara aktif mengarahkan pasien untuk mendiskusikan segala
aspek terkait penyakit yang diderita pasien, termasuk onset, durasi, gejala,
dan berbagai faktor yang kemungkinan terkait dengan penyakitnya. Informasi
mengenai keluhan utama sangat penting untuk menentukan diagnosis yang spesifik
serta penyebabnya sehingga dapat dibuat rencana perawatan yang tepat untuk
menangani keluhan utama pasien.
Terdapat
dua tujuan penting yang saat mendiskusikan keluhan utama dengan pasien, yaitu:
- Pasien
merasa bahwa dokter gigi memahami masalah yang dialaminya sehingga terjadi
hubungan pasien-dokter gigi yang baik.
- Pencatatan
keluhan utama pasien dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada informasi yang
terabaikan terkait dengan keluhan utama pasien.
(Roberson dkk., 2006; Sherwood, 2010)
2.
Riwayat
perjalanan penyakit
Riwayat perjalanan penyakit merupakan keterangan deskriptif gejala (symptoms)
pasien yang lebih lengkap dan biasanya
mencakup :
• Waktu/tanggal
awitan (onset/ mulai timbul/dirasakan) gejala
• Lokasi
(precise location)
• Sifat,
kegawatan/tingkat keparahan (severity), dan lama/periode awitan gejala
• Ada
tidaknya perburukan (eksaserbasi) dan perbaikan (remisi) kondisi
• Efek
dari terapi yang diberikan
• Hubungan
antara gejala lain jika ada, fungsi tubuh, atau aktivitas (misalnya aktivitas,
makan).
• Tingkat
gangguan terhadap aktivitas sehari‐hari.
(Dipiro dkk, 2005)
Untuk
mendapatkan riwayat penyakit ini (cedera), dokter gigi dapat mengajukan beberapa pertanyaan spesifik, seperti berikut:
- Kapan dan bagaimana cedera terjadi? Tanggal dan waktu kecelakaan harus dicatat.
catatan juga harus mencakup bagaimana cedera terjadi.
- Apakah
pasien mempunyai penyakit lain di mulut atau gigi di masa lalu?
- Masalah apa yang sedang dimiliki sekarang dengan
gigi? Nyeri, mobilitas, dan gangguan
oklusal adalah gejala umum.
3. Riwayat
kesehatan oral/dental
Riwayat dental merupakan ringkasan dari penyakit
dental yang pernah diderita. Riwayat ini memberi informasi yang sangat berharga
mengenai sikap pasien terhadap kesehatan gigi, pemeliharaan, serta
perawatannya. Informasi demikian tidak hanya berperan penting dalam penegakan
diagnosis, melainkan berperan pula pada rencana perawatan. Pertanyaan yang
diajukan hendaknya menanyakan informasi mengenai tanda dan gejala baik kini
maupun di masa lalu. Riwayat dental ini merupakan langkah awal teramat penting
dalam menentukan diagnosis yang spesifik. Informasi
dalam riwayat dental mengungkapkan pula penyakit-penyakit gigi yang pernah
dialami pasien di masa lalu serta petunjuk mengenai masalah psikologis yang
mungkin ada dan menerangkan sejumlah temuan klinis yang tidak jelas. Contohnya,
akar yang pendek dan asimptomatik atau resorpsi akar mungkin disebabkan oleh
perawatan ortodonsia. Nyeri dapat timbul pada gigi yang baru saja direstorasi
atau setelah perawatan periodontium yang luas. Informasi ini tidak hanya mengidentifikasikan
sumber keluhan pasien, melainkan juga membantu dalam memilih tes atau cara
perawatannya (Walton dan Torabinejad,
2008).
4. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat
Keluarga: Tentukan usia, kesehatan, atau penyebab kematian orangtua, saudara
kandung, dan anak (“Adakah anggota keluarga Anda yang memiliki penyakit
serupa?”). Riwayat keluarga bisa berhubungan dengan diagnosis, dan sering
membantu kita memahami mengapa gejala tertentu berkaitan secara signifikan
dengan emosi pasien (Davey, 2006).
Riwayat
keluarga mempunyai beberapa kegunaan. Pertama, pada kelainan gen tunggal dan
langka, riwayat positif adanya keluarga dengan kelainan serupa atau riwayat
konsanguinitas (hubungan lewat darah) dapat memberikan implikasi diagnostik
yang penting. Yang kedua, pada penyakit dengan etiologi yang bersifat
multifaktorial dan memiliki agregasi keluarga terdapat kemungkinan untuk
mengenali pasien yang beresiko menderita penyakit tersebut dan melakukan
intervensi sebelum timbulnya manifestasi yang nyata. Sebagai contoh,
pertambahan berat badan berlebih yang baru saja dialami merupakan perkembangan
yang mengancam pada seorang perempuan dengan riwayat penyakit diabetes dalam
keluarga dibandingkan dengan individu tanpa riwayat penyakit tersebut dalam
keluarga. Dalam situasi tertentu, riwayat keluarga mempunyai implikasi penting
bagi ilmu kedokteran pencegahan. Apabila suatu diagnosis mengarah pada kelainan
herediter yang diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya kanker
ditegakkan, dokter gigi mempunyai
kewajiban untuk mengikuti kemungkinan ini dengan seksana dalam diri pasien,
untuk mengamati keluarga pasien dan untuk memberikan penyuluhan kepada mereka
tentang perlunya pemeriksaan follow-up jangka panjang (Isselbacher dkk., 1999).
5.
Riwayat
kehidupan pribadi/sosial
Data
sosial dan riwayat pribadi pasien
merupakan suatu data yang menjelaskan mengenai gambaran
subjektif mengenai pekerjaan pasien, status pernikahan, serta menerangkan
kebiasaan dan gaya hidup yang biasa dilakukan oleh pasien. Data kehidupan sosial pasien dapat membantu seorang dokter gigi untuk mengetahui kemungkinan adanya
hubungan antara faktor kehidupan sosial
dengan riwayat sakit yang dikeluhkan oleh
pasien saat kini.
6. Riwayat
kesehatan umum
Riwayat
kesehatan umum pasien merupakan satu hal yang sangat penting dalam pemeriksaan
subjektif. Hal-hal yang perlu dicatat pada riwayat kesehatan umum pasien yaitu
penyakit sistemik yang diderita, pernah diderita, pengobatan yang pernah
dilakukan dan sedang dilakukan, alergi, kehamilan, pendarahan, dan status emosionalnya (Walton dan
Torabinejad, 2008). Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
juga perlu diperhatikan, hal ini berguna untuk menentukan alternatif pemberian
obat ataupun tindakan lain.
Riwayat
kesehatan umum penting diketahui untuk
mencari kemungkinan hubungan antara sakit yang pernah dialami dengan kelainan
gigi dan mulutnya. Mengidentifikasi riwayat kesehatan umum dapat berguna untuk:
- Mengetahui penyakit medik itu sendiri
- Menjadi faktor predisposisi masalah kondisi oral seperti gangguan hematological
- Menyebabkan masalah oral seperti sindrom
- Mempengaruhi perawatan dalam rencana perawatan.
(Redelmeir dan Donald, 2001)
7. Peninjauan sistem tubuh (Review of Systems)
Review of systems (ROS) merupakan bagian dari riwayat
kesehatan umum pasien yang mencakup penyakit atau kelainan pasien pada tiap
sistem tubuh mayor. Melalui ROS pada riwayat kesehatan umum dan pemeriksaan
klinis/obyektif, dokter gigi dapat mengklasifikasikan status kesehatan pasien
yang berhubungan dengan perawatan gigi yang dapat dilakukan kepada pasien.
Penyakit atau riwayat penyakit tertentu (kelainan jantung, diabetes mellitus,
neoplasma, penyakit yang dialami sewaktu kecil dan menyebabkan demam) dan
opname pasien terutama menjadi perhatian dan berkaitan dengan perawatan gigi yang
dapat dilakukan. Melalui peninjauan sistem tubuh secara terpisah, dokter gigi
dapat berkonsentrasi terhadap tanda dan gejala penyakit pada sistem tubuh
tertentu ROS meliputi: kardiovaskuler, respirasi, saraf pusat,
gastrointestinal, genitourinary, muskuloskeletal, endokrin, integumentum, serta
telinga dan mata (Bricker dkk., 1994).
DAFTAR
PUSTAKA
Bricker, S. L.,
Langlais, R. P., Miller, C. S., 1994, Oral
Diagnosis, Oral Medicine, and Treatment Planning 2nd ed, A Waverly Company.
Davey P, 2006, At a Glance Medicine, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dipiro, J. T., Wells., B. G., Schwinghammer, T.
L., Dipiro, C. V., 2005, Pharmacotherapy Handbook, The
McGraw-Hill Companies, USA.
Grosssman, L.I., 1995,
Ilmu Endodontik dalam Praktek
Ed:11, Alih
Bahasa: Rafiah Abyono. Jakarta: EGC.
Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin
JB, Kasper DL, Asdie AH(Ed), 1999, Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC, Jakarta.
Redelmeier,
Donald A., 2001, Problems for
clinical judgement: 2. Obtaining a reliable past medical history, CMAJ,
164(6): 809-813.
Roberson, T., Heymann H.O., Edward, J. S. Jr,
2006, Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry Fifth Edition, Mosby Elsevier, Missouri.
Sherwood, I. A., 2010, Essentials of Operative Dentistry, Jaypee Brothers Medical
Publisher, New Delhi.
Walton, R.E. dan Torabinejad M., 1998,
Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsi Ed:3, Alih
Bahasa Narlan Sumawinata dkk., “Principle and Practice of Endodontics”, Jakarata : EGC
Comments
Post a Comment