PENYAKIT PERIODONTAL : PLAK & KALKULUS
1. PLAK
Plak adalah biofilm bakteri yang melekat kuat pada permukaan gigi, restorasi, dan perangkat prostetik. Pertumbuhan plak merupakan proses yang khas dan berlangsung tahap demi tahap. Tahap pertama adalah melekatnya pelikel yang didapat, suatu lapisan tipis protein saliva. Dalam beberapa hari, kokus gram-positif fakultatif akan melekat dan membentuk koloni pada pelikel, kemudian bakteri tambahan lainnya seperti spesies Veillonella (anaerob gram negatif fakultatif), Actinomyces (batang gram positif), dan Capnocytophaga (batang gram negatif) masuk ke regio tersebut dan membentuk koloni di dalam plak. Spesies Prevotella intermedia dan Fusobacterium berfilamen membentuk koloni antara minggu pertama dan ketiga setelah terbentuk lingkungan anaerob subgingiva. Plak yang dibiarkan akan menjadi tempat koloni Porphyromonas gingivalis, batang bergerak, dan spesies Treponema (Spirochaeta) selama dan setelah minggu ketiga. Komposisi mikrobial yang terbentuk bervariasi, sesuai dengan daerah, substrat yang tersedia, komponen saliva (adhesin dan sekretori immunoglobulin), durasi, serta kebersihan mulut pasien).
Plak umumnya lunak, translusen sampai putih, dan mengandung matriks ekstraseluler yang lengket yang disebut glukan. Glukan disekresi oleh streptokokus dan mendorong perlekatan bakteri pada pelikel. Secara klinis, plak diklasifikasikan berdasarkan lokasinya sebagai plak supragingiva, yang melekat pada struktur gigi di atas gingiva dan plak subgingiva yang ditemukan di bawah gingiva.
Pertumbuhan pada massa plak supragingiva berasal dari nutrient yang didapat dari karbohidrat sederhana yang ditelan (glukosa) dan asam laktat. Sebaliknya, bakteri subgingiva (plak) lebih suka menggunakan peptida yang sudah mengalami metabolisme dan asam amino yang didapat dari produk pemecahan jaringan, cairan krevikular gingiva, dan makanan interbakterial. Jaringan gingiva yang meradang menghasilkan banyak cairan krevikular, sehingga memungkinkan proliferasi replikasi bakteri subgingiva. Bakteri subgingiva lebih menyukai lingkungan yang anaerob, sementara populasi bakteri supragingiva lebih menyukai lingkungan yang kadar oksigennya rendah. Bakteri subgingiva tu disebut anaerob fakultatif. Plak yang sudah lama sebagian besar terdiri atas anaerob gram negatif. Plak mikrobial yang persisten dapat menyebabkan perubahan warna, karies, gingivitis, pembentukan kalkulus, resesi gingiva, dan periodontitis. Estetik yang buruk, halitosis (bau mulut), dan sepsis bakterial dapat menyertai masalah ini.
2. KALKULUS
kalkulus terutama terdiri dari bakteri mati yang mengalami mineralisasi disertai sejumlah kecil protein saliva yang mengalami mineralisasi. sebagian komponen kimianya adalah kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium fosfat. Kalkulus umumnya keras, mengalami mineralisasi dan melekat kuat pada gigi. Jika terletak di atas tepi gingiva, kalkulus disebut kalkulus supragingiva. Kalkulus supragingiva berwarna kuning atau gelap dan biasanya terletak di dekat sumber saliva yang besar pada pasien yang tidak membersihkan plaknya secara teratur dengan cara mekanis. Akumulasi kalkulus supragingiva khususnya terjadi di sepanjang lingual gigi insisif bawah, di dekat duktus kelenjar sublingualis atau submandibularis dan sepanjang permukaan bukal dari molar atas, di dekat duktus Stensen kelenjar parotis. Dengan bertambahnya usia, kalkulus akan menjadi gelap dan membesar. Jembatan kalkulus adalah matriks kalkulus yang luas yang terdapat di sepanjang beberapa gigi. Jembatan ini sering berhubungan dengan resesi gingiva dan penyakit periodontal. Jika jembatan kalkulus dihilangkan akan terlihat beberapa gigi yang goyang. Pasien sebaiknya diberitahu akan kemungkinan ini sebelum melakukan debridement/pembersihan.
Kalkulus subgingiva terbentuk di bawah servikal gingiva, biasanya tidak terlihat kecuali terjadi resesi gingiva. Kalkulus subgingiva dapat dideteksi dengan sonde sebagai massa kasar yang menonjol dari sementum. Kalkulus ini tampak berwarna coklat, hitam, atau hijau, karena paparan kronis terhadap cairan servikal gingiva, darah, dan produk pemecahan darah. Kalkulus subgingiva ada kaitannya dengan perkembangan granuloma piogenikum dan lesi menyerupai epulis yang ditemukan di gingiva.
Plak adalah biofilm bakteri yang melekat kuat pada permukaan gigi, restorasi, dan perangkat prostetik. Pertumbuhan plak merupakan proses yang khas dan berlangsung tahap demi tahap. Tahap pertama adalah melekatnya pelikel yang didapat, suatu lapisan tipis protein saliva. Dalam beberapa hari, kokus gram-positif fakultatif akan melekat dan membentuk koloni pada pelikel, kemudian bakteri tambahan lainnya seperti spesies Veillonella (anaerob gram negatif fakultatif), Actinomyces (batang gram positif), dan Capnocytophaga (batang gram negatif) masuk ke regio tersebut dan membentuk koloni di dalam plak. Spesies Prevotella intermedia dan Fusobacterium berfilamen membentuk koloni antara minggu pertama dan ketiga setelah terbentuk lingkungan anaerob subgingiva. Plak yang dibiarkan akan menjadi tempat koloni Porphyromonas gingivalis, batang bergerak, dan spesies Treponema (Spirochaeta) selama dan setelah minggu ketiga. Komposisi mikrobial yang terbentuk bervariasi, sesuai dengan daerah, substrat yang tersedia, komponen saliva (adhesin dan sekretori immunoglobulin), durasi, serta kebersihan mulut pasien).
Plak umumnya lunak, translusen sampai putih, dan mengandung matriks ekstraseluler yang lengket yang disebut glukan. Glukan disekresi oleh streptokokus dan mendorong perlekatan bakteri pada pelikel. Secara klinis, plak diklasifikasikan berdasarkan lokasinya sebagai plak supragingiva, yang melekat pada struktur gigi di atas gingiva dan plak subgingiva yang ditemukan di bawah gingiva.
Pertumbuhan pada massa plak supragingiva berasal dari nutrient yang didapat dari karbohidrat sederhana yang ditelan (glukosa) dan asam laktat. Sebaliknya, bakteri subgingiva (plak) lebih suka menggunakan peptida yang sudah mengalami metabolisme dan asam amino yang didapat dari produk pemecahan jaringan, cairan krevikular gingiva, dan makanan interbakterial. Jaringan gingiva yang meradang menghasilkan banyak cairan krevikular, sehingga memungkinkan proliferasi replikasi bakteri subgingiva. Bakteri subgingiva lebih menyukai lingkungan yang anaerob, sementara populasi bakteri supragingiva lebih menyukai lingkungan yang kadar oksigennya rendah. Bakteri subgingiva tu disebut anaerob fakultatif. Plak yang sudah lama sebagian besar terdiri atas anaerob gram negatif. Plak mikrobial yang persisten dapat menyebabkan perubahan warna, karies, gingivitis, pembentukan kalkulus, resesi gingiva, dan periodontitis. Estetik yang buruk, halitosis (bau mulut), dan sepsis bakterial dapat menyertai masalah ini.
2. KALKULUS
kalkulus terutama terdiri dari bakteri mati yang mengalami mineralisasi disertai sejumlah kecil protein saliva yang mengalami mineralisasi. sebagian komponen kimianya adalah kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium fosfat. Kalkulus umumnya keras, mengalami mineralisasi dan melekat kuat pada gigi. Jika terletak di atas tepi gingiva, kalkulus disebut kalkulus supragingiva. Kalkulus supragingiva berwarna kuning atau gelap dan biasanya terletak di dekat sumber saliva yang besar pada pasien yang tidak membersihkan plaknya secara teratur dengan cara mekanis. Akumulasi kalkulus supragingiva khususnya terjadi di sepanjang lingual gigi insisif bawah, di dekat duktus kelenjar sublingualis atau submandibularis dan sepanjang permukaan bukal dari molar atas, di dekat duktus Stensen kelenjar parotis. Dengan bertambahnya usia, kalkulus akan menjadi gelap dan membesar. Jembatan kalkulus adalah matriks kalkulus yang luas yang terdapat di sepanjang beberapa gigi. Jembatan ini sering berhubungan dengan resesi gingiva dan penyakit periodontal. Jika jembatan kalkulus dihilangkan akan terlihat beberapa gigi yang goyang. Pasien sebaiknya diberitahu akan kemungkinan ini sebelum melakukan debridement/pembersihan.
Kalkulus subgingiva terbentuk di bawah servikal gingiva, biasanya tidak terlihat kecuali terjadi resesi gingiva. Kalkulus subgingiva dapat dideteksi dengan sonde sebagai massa kasar yang menonjol dari sementum. Kalkulus ini tampak berwarna coklat, hitam, atau hijau, karena paparan kronis terhadap cairan servikal gingiva, darah, dan produk pemecahan darah. Kalkulus subgingiva ada kaitannya dengan perkembangan granuloma piogenikum dan lesi menyerupai epulis yang ditemukan di gingiva.
Comments
Post a Comment