PERAWATAN MALOKLUSI KELAS II


Pada observasi klinis pasien dengan maloklusi kelas II divisi I sering terjadi diskrepansi transversal antara lengkung gigi dan diikuti dengan reduksi lebar maksila. Pendekatan yang tepat untuk peraawatan untuk pasien maloklusi kelasi II yang sedang mengalami pertumbuhan adalah berdasarkan resolusi dari diskrepansi transversal pada tahap pertama perawatan. Tujuan utama perawatan adalah untuk mengoreksi diskreansi transversal posterior pada lengkung gigi. Selain itu untuk mendapatkan oklusi kelas I simetris tanpa ekstraksi dan untuk meningkatkan estetis tampilan wajah. (Giancotti et al., 1999)
1.   Nama Alat
Rapid maxillary expansion merupakan alat yang pertama kali diperkenalkan oleh Emerson Angell pada tahun 1860an dan kemudian dipopulerkan oleh Haas. Tujuan teknik ini adalah untuk meningkatkan rasio skeletal kepada pergerakan dental dengan menciptakan ekspansi sutural pada sutura di median line dari palatum. Hal ini didapatkan dari penggunan alat yang keras, yang dapat menggeser molar, mengekspan sutura palatina mediana dengan cepat dengan tekanan tinggi pada beberapa waktu tertentu dan dapat mempengaruhi pergerakan gigi dan dapat dilakukan pada saat atau sebelum usia seorang manusia mengalami pubertas. Pada saat pubertas, terdapat interlocking yang lebih besar pada sutura maksila yang dapat membatasi lebarnya separasi mereka (Gill et al., 2004)
Walaupun ekspansi awalnya digunakan untuk mengoreksi crossbite posterior saja dan meningkatkan perimeter lengkung, indikasi yang lebih memungkinkan untuk teknik ini telah disebutkan oleh McNamara (2001) yaitu penggunaan ekspansi terutama pada pasien periode gigi bercampur Kelas II dengan retrusi mandibular ringan dan konstriksi maksila.
Tipe Haas Expander diperkenalkan oleh Haas 1961, 1965, 1979 dan 1980, terdiri dari band yang dipasangkan pada premolar pertama dan molar pertama maksila (RPE-4 band). Di bagian tengah terdapat Jackscrew untuk menghubungkan dua bagian  akrilik yang menutupi mukosa palatal. Pada bagian  bukal  dan  lingual gigi posterior diletakkan wire support untuk menambah rigidity. Alat ini lebih banyak menghasilkan pergerakan bodily dan  sedikit  tipping,  tapi  sering  terjadi  inflamasi pada  jaringan  palatal (Sadiaa dkk., 2000).
  
2.   Cara Kerja Alat
Kunci utama dari RME adalah gaya yang disalurkan ke gigi dan prosesus alveolar dengan mengaktifkan skrup ekspansi yang menyebabkan terbukanya sutura palatine mediana. Stabilitas dimensi transversal yang baru, setelah ekspansi, juga merupakan dasar perawatan, oleh karena itu fase retensi juga merupakan fase yang penting sama halnya dengan fase aktif, yaitu dengan cara alat tetap berada di tempat setidaknya selama tiga bulan setelah fase aktif (Haas, A.J., 2001 ; Lima dan Ruellas, 2008).  Hass expander telah digunakan secara luas di bidang ortodonsi karena skrupnya yang tertutup akrilik yang meningkatkan kontak dengan dinding lateral palatum sehingga meningkatkan anchorage, efek ortopedik dan mengurangi pergerakan gigi. (Haas, A.J., 1970)
Pemakaian pada saat perawatan:
-      Ekspander diputar 2 kali pada hari pertama. Setelah itu, pasien diinstruksikan untuk memutar ekspander 1 kali setiap hari pada hari berikutnya dan dilihat setiap interval 2 minggu.
-      Pasien diberi beritahukan untuk menghentikan ekspansi jika mereka merasakan nyeri atau pembengkakan jaringan.
-      Jika pasien  telah mengalami sakit atau pembengkakan, ekspansi diputar balik beberapa putaran, kemudian ekspansi dihentikan selama 1 minggu. Setelah periode istirahat selesai, ekspansi dilanjutkan kembali dengan dilakukan putaran setiap hari.
-      Ekspansi dihentikan ketika tonjol palatal dari gigi molar rahang atas terlihat cenderung ke arah bukal sehingga menyebabkan crossbite.
(Phulari, 2013)
Expander umumnya dicabut setelah 12 minggu stabilisasi ( antara 8 minggu sampai 6 bulan). Saat ekspander dilepas, retainer palatal akrilik removable kemudian dipasang. Pada anak-anak, retainer ini dipakai selama 3 sampai 6 bulan. Sedangkan penggunaan retainer pada orang dewasa bermacam-macam, mulai dari yang tersingkat yaitu hanya dalam 3 bulan sampai waktu yang lama hingga terjadinya retensi.
 (Phulari, 2013)

3.   Fungsi
Haas Rapid Maxillary Expansion berfungsi untuk koreksi konstriksi/penyempitan skeletal maksila pada pasien yang masih dalam pertumbuhan. (Haas, A.J., 1965; 1970)

4.   Indikasi & Kontraindikasi
Indikasi
Haas Rapid Maxillary Expansion  diindikasikan untuk usia antara 7-12 tahun, molar kelas II Angle (unilateral atau bilateral), hubungan skeletal ANB ≥ 4° (Riedel, R.A., 1952).
"Koreksi Spontan" maloklusi Kelas II ringan adalah salah satu efek perawatan dari terapi rapid maxillary expansion. Biasanya, adanya gerakan maju gigi molar pertama permanen rahang bawah menuju ke dalam ruang longgar yang meningkatkan terjadinya maloklusi Kelas II menjadi Kelas I pada pasien yang dirawat. (McNamara, 2006)
Kontraindikasi
-      Pasien dengan dataran mandibula curam dan pola pertumbuhan vertikal
-      Asimetri maksila karena diskrepansi skeletal yang berat sehingga akan lebih memuaskan bila dirawat secara bedah
(Peltomaki et al, 2009)
-      Pasien dengan gigi openbite dan kecenderungan openbite.
(Muthu & Sivakumar, 2009)

5.   Pengaruh Terhadap Jaringan Keras dan Jaringan Lunak Rongga Mulut
McNamara (2006), menunjukkan gambaran tentang kelompok studinya dalam mengamati efek RME yang paling menarik setelah ekspansi maksila pada pasien maloklusi Kelas II periode gigi bercampur  awal. Mereka menemukan koreksi spontan dalam beberapa pasien Kelas II selama periode retensi. Pasien-pasien ini memiliki baik end-to-end atau maloklusi Kelas II dengan titik puncak molar memiliki struktur kerangka keseimbangan yang cukup, ditandai secara klinis sebagai retrusi tulang mandibula ringan sampai sedang atau profil wajah yang ortognatik, pada awal perawatan. Sebagai kesimpulan, McNamara (2006) menunjukkan bahwa RME merupakan prosedur yang efisien untuk meningkatkan hubungan molar dalam beberapa pasien Kelas II maloklusi ringan sampai sedang selama transisi ke gigi permanen.
Perawatan rapid maxillary expansion dapat mempengaruhi baik tingkat skeletal maupun dentoalveolar. Alat ini dapat mengoreksi crowing karena dapat terjadi pelebaran lengkung basal maksila dan pelebaran lengkung gigi (Baratieri, dkk., 2010).
  

DAFTAR PUSTAKA

Baratieri, C., Nojima, I.L., Alves, M. Jr., Souza, M.M.G., dan Nojima, G.M. Transverse Effects of Rapid Maxillary Expansion in Class II Malocclusion Patients: A Cone-Beam Computed Tomography Study. Dental Press J Orthod. 2010;15(5): 89-97.
Giancotti A., Maselli A., Girolamo R. 1999. Rapid Palatal Expansion in Treatment of Class II Malocclusions. BJO Vol 26 No. 3, 179-190.
Gill D., Naini F., McNally M., Jones A. 2004. The Management of Transverse Maxillary Deficiency. Dent Update. 31: 516-523.
Haas AJ. Entrevista. Rev Dental Press Ortod Ortop Facial. 2001;6(1):1-10.
Haas AJ. Palatal expansion: just the beginning of dentofacial orthopedics. Am J Orthod. 1970 Mar;57(3):219-55.
Haas AJ. The treatment of maxillary deficiency by opening the midpalatal suture. Angle Orthod. 1965 Jul;35(3):200-17.
Lima RM Filho, Ruellas ACO. Long-term maxillary changes in patients with skeletal Class II malocclusion treated with slow and rapid palatal expansion. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2008 Sep;134(3):383-8.
McNamara J.A. Jr. 2006. Long-term adaptations to changes in the transverse dimension in children and adolescents: An overview. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 129:S71-4.
McNamara J.A. Jr., Brudon W.L. 2001. Orthodontics and dentofacial orthopedics. Ann Arbor, Mich: Needham Press
Muthu and Sivakumar.2009. Pediatric Dentistry, Principles and Practice, 1st Edition. Elsevier : India.
Peltomaki, timo.; Litschel, Kate Pham. 2009. Mosby’s Orthodontic Review. Elsevier : St. Louis.
Phulari, Basavaraj Subhashchandra. 2013. History of orthodontics, 1st Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers : New Delhi.
Riedel RA. The relation of maxillary structures to cranium in malocclusion and in normal occlusion. Angle Orthod. 1952;22(3):142-5.
Saadia M, Torres E, Sagital Changes after Maxillary Protraction with Expansion in Class III


Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN SOAL OSCE, PRETEST, DAN UKMP PART 2

KUMPULAN SOAL CBT, OSCE, UKMP, PRETEST PART 12