RESIN KOMPOSIT BULK-FILL

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Bahan restorasi resin komposit merupakan bahan tumpatan yang paling digemari oleh dokter gigi dan pasien saat ini. Hal ini dikarenakan nilai estetik yang dihasilkan bahan restorasi resin komposit sangat memuaskan. Selain itu, restorasi resin komposit menghasilkan ikatan yang cukup baik terhadap permukaan enamel atau dentin.  Walaupun bahan tumpatan ini menghasilan estetik yang baik, bentuk dan permukaan restorasi komposit dapat berubah-ubah sepanjang waktu, sehingga akan mempengaruhi sifat mekanis resin komposit. Sifat-sifat biomaterial gigi seperti pengerutan selama polimerisasi, kemampuan adhesi terhadap jaringan keras gigi merupakan prasyarat utama untuk mencapai keberhasilan klinis (Frankenberger, 2010). Masalah yang terjadi selama penggunaan resin komposit adalah pengerutan selama polimerisasi dan keausan pada permukaan oklusal restorasi. Pengerutan pada bahan selama proses polimerisasi menyebabkan pembentukan celah di area restorasi. Sedangkan dalam kurun waktu yang tidak lama, yaitu 12-18 bulan dalam penggunaannya dapat mengakibatkan hilangnya bentuk anatomis (Lindfelder, 1988). Oleh karena besarnya keausan dan dampak potensial dari keausan tersebut maka pemilihan resin pada kasus-kasus klinis harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Adanya kebutuhan yang besar terhadap estetik maka pada beberapa dekade terakhir telah dikembangkan bahan tumpatan berbasis resin komposit dengan meningkatkan beberapa komposisi kimia dan juga bahan pengisi tumpatan. Akhir-akhir ini dikenalkan bahan tumpatan baru yaitu bulk fill Resin-Based Composites (RBCs) yang merupakan tipe flowable RBCs. Bulk fill (RBCs) digunakan sebagai material bulk fill dan liner pada restorasi klas I dan II. Sifat material baru ini adalah dapat menempatkan bulk setebal 4 mm kedalam kavitas saat teknik penempatan tambahan material tumpatan, tanpa menyebabkan pengerutan selama polimerisasi dan perubahan adaptasi terhadap kavitas, sehingga masalah yang berhubungan dengan shrinkage polimerisasi seperti pembentukan gap yang menyebabkan karies sekunder akibat kolonisasi bakteri, iritasi pulpa, sensibilitas post-operatif ketika mengunyah dan defleksi tonjol dapat dimininalisir (Czasch and Ilie, 2012).
Penggunaan material bulk fill dapat dilakukan dalam satu kali penempatan kedalam kavitas saat konsistensi terlihat creamy dan halus sehingga dapat diperoleh adaptasi tepi yang sangat baik terhadap dasar dan dinding kavitas, selain itu dapat mengeliminasi pemakaian liner flowable. Keuntungan lain dari material ini yaitu dapat dilakukan contouring  dengan cepat, penanganan mudah dan polimerisasi dengan penyinaran berlangsung dengan cepat yaitu 10 detik hingga kedalaman 4 mm, sehingga adanya bahan tumpatan baru ini dapat memberikan kemudahan bagi para klinisi untuk memberikan restorasi yang tahan lama, mudah dan cepat serta memberikan estetik yang baik kepada pasien (Vasquez, 2012).

B.    Rumusan masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan resin komposit bulk-fill?
2.     Bagaimana sifat resin komposit bulk-fill?
3.     Bagaimana aplikasi klinis resin komposit bulk-fill?
4.     Apa sajakah macam dari resin komposit bulk-fill?
5.     Apa sajakah kelebihan dan kekurangan resin komposit bulk-fill?

C.   Tujuan penulisan
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi, sifat, aplikasi, macam, kelebihan dan kekurangan dari resin komposit bulk-fill
.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi Resin Komposit
Resin Komposit merupakan material restorasi sewarna gigi yang telah lama digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang dan dimodifikasi sewarna gigi dan juga konturnya, sehingga dapat meningkatkan faktor estetis (Powers,2006). Material komposit merupakan gabungan dari dua atau lebih material, sehingga sifat setiap material berkontribusi terhadap sifat keseluruhannya. Resin komposit ini terdiri dari empat komponen utama, yaitu matriks polimer organik, partikel filler inorganik, coupling agent, dan sistem inisiator-akselerator. Klasifikasi dari tipe resin komposit adalah berdasarkan ukuran filler. Resin komposit tradisional terdiri dari partikel filler glass dengan ukuran rata-rata 10-20 μm, dan ukuran partikel terbesar mencapai 40 μm. Sedangkan microfilled resin terdiri dari colloidal silica dengan ukuran rata-rata 0.02 μm dan rentang ukuran 0.01-0.05 μm dan rentang ukuran 0.01-0.05 μm. Untuk resin komposit tipe hybrid, terdiri dari partikel filler besar dengan ukuran rata-rata 15-20 μm dan sejumlah kecil colloidal silica dengan ukuran partikel 0.01-0.05 μm. Resin komposit dengan tipe microfine hybrid resin composite memiliki partikel filler dengan rata-rata ukuran kurang dari 1 μm, dan kisaran khas ukuran partikel antara 0.1-6.0 μm.Yang terakhir adalah tipe nanofilled, tipe ini menggunakan material pada tingkatan atom, molekul, dan struktur supramolekuler, dengan ukuran antara 0.1-100 nanometer (Putriyanti dkk., 2012).
Monomer yang paling umum digunakan adalah bis-GMA berasal dari reaksi bisphenol dan glycidylmethacrylate. Filler membantu untuk mengurangi penyusutan polimerisasi, maka diperkenalkanlah filler berbasis metil metakrilat. Coupling agent berfungsi untuk memberi komposit memiliki sifat mekanik yang lebih diterima. Yang paling sering digunakan adalah y-methacryloxypro-pytriethoxysilane, atau y-MPTS untuk jangka pendek (Van Noort, 2007). Beberapa macam resin komposit telah digunakan untuk banyak aplikasi, dan diantaranya telah dioptimalisasi untuk estetis dimana kebutuhan estetik merupakan faktor utama dalam perkembangan material restorasi dan beberapa lainnya telah didesain untuk area yang menahan stress tinggi. Perkembangan resin komposit menghasilkan sifat mekanis yang lebih tinggi , perubahan dimensi yang lebih rendah saat setting, dan ketahanan keausan (wear resistance) yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan penampakan klinisnya. Kebutuhan estetik merupakan faktor utama dalam perkembangan bahan-bahan restorasi gigi (Powers,2006).
Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekeurang kurangnya dua bahan kimia yang berbeda secara kmia dengan suatu komponen pemisah yang nyata di antara keduanya. Bila konstruksi tepat , kombinasi ini memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang didalamnya ditambahkan pasi  anorganik sedemikian rupa sehingga sifat sifat matriksnya ditingkatkan ( Baum, 1997).
Penggunaan bahan restorasi resin komposit saat ini sudah makin meluas. Kerusakan jaringan keras gigi, baik pada gigi-gigi anterior maupun posterior, dapat direstorasi menggunakan bahan resin komposit. Walaupun banyak mempunyai kelebihan dalam hal estetika dan kekuatan, tidak semua kasus kerusakan jaringan keras gigi dapat diatasi dengan menggunakan bahan resin komposit .Resin komposit dapat berikatan dengan email dan dentin secara mikromekanis. Email dan dentin yang telah dietsa memungkinkan resin komposit untuk berikatan melalui porositas yang terbentuk pada permukaan jaringan keras gigi tersebut. Kekuatan ikatan email jauh lebih baik dan lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan ikatan dentin dengan resin komposit . Ada beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan restorasi adhesif ini. Salah satunya adalah daerah operasi yang sulit dikontrol kelembabannya, seperti pada kavitas dengan dinding gingiva terletak di bawah cemento-enamel junction (CEJ). Dalam suasana yang lembab bahan restorasi komposit resin dapat mengalami degradasi hidrolisis yang akhirnya dapat menimbulkan kebocoran restorasi dan memicu terbentuknya karies sekunder. Selain itu, kebocoran juga lebih tinggi pada dinding yang hanya terdiri dari dentin atau hanya terdapat sedikit email (Dharsono,2007).
Menurut Donly (2002),  sifat resin komposit yang menguntungkan, antara lain:
§ Shrinkage polimerisasi yang rendah.
§ Penyerapan air yang rendah
§ Koefisian pemuaian panas yang sama dengan struktur gigi.
§ Ketahanan terhadap fraktur yang tinggi
§ Radiopak yang tinggi
§ Berikatan dengan baik terhadap enamel atau dentin
§ Sewarna dengan gigi
§ Manipulasiyangmudah
§ Finishing dan polishing yang mudah.
Menurut Johnson (2012), indikasi penggunaan bahan tumpatan resin komposit antara lain:
a.       Restorasi kelas I, II, III, IV, dan V
b.      Sebagai bahan base lining atau core builtup
c.       Sebagai sealant pada restorasi resin preventif
d.      Restorasi estetik seperti veneers, penutupan diastema, modifikasi kontur gigi
e.       Resiko karies rendah
f.           Ditunjukkan untuk perawatan kebersihan mulut yang baik
g.       Semen untuk restorasi indirect resin
h.      Splinting
Sedangkan kontraindikasi penggunaan bahan tumpatan resin komposit sebagai material tumpatan antara lain:
a.       Kontrol cairan  buruk
b.      Sejarah karies recurrent
c.       Area deep subgingiva diharuskan restoasi
d.      Isolasi yang tepat tidak dapat tercapai

Kelebihan material tumpatan resin komposit antara lain warnanya yang sama dengan warna gigi, tidak larut dalam cairan mulut, mudah pembuatannya, dan kemungkinan diperbaiki secara intraoral (Anusavice, 2004). Pencapaian estetik yang bagus merupakan kelebihan utama dari resin komposit. Ikatan antara resin komposit dan gigi mendukung struktur gigi yang tersisa dimana dapat mencegah kerusakan dan melindungi gigi dari perubahan temperatur yang berlebihan. Untuk menambah sifat mekanik resin komposit seperti: kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, dan estetik dapat dilakukan dengan menambah bahan pengisi (Donly, 2002). Sedangkan Kekurangan dari resin komposit ialah mengalami pengkerutan saat polimerisasi, cenderung menyerap cairan rongga mulut, dan deformasi plastis yang dapat menyebabkan distorsi pada beban oklusal (Anusavice ,2004). Setelah prosedur perawatan selesai, gigi pasien dapat mengalami sensitif. Sensitifitas yang dihubungkan dengan restorasi resin komposit dilaporkan sekitar 10 % dari total keseluruhan restorasi. Hal ini disebabkan oleh adanya celah mikro / microleakage yang dapat menyebabkan bakteri yang merangsang internal stress. Sensitifitas tersebut dapat diatasi dengan cara melakukan prosedur inkremental, isolasi yang baik, dan menggunakan basis untuk melindungi pulpa. Disamping itu, warna resin komposit dapat berubah secara perlahan jika pasien minum teh, kopi ataupun makanan yang mengandung zat pewarna.

B.     Macam-macam Resin Komposit
Selama 1970-an dan 1980-an perkembangan komposit resin baru terfokus terutama pada ukuran dan jumlah partikel filler. Komposit resin diklasifikasikan dalam tiga kelompok utama mengenai kandungan filler: macrofilled, microfilled, dan hybrid komposit. Komposit resin konvensional atau macrofilled memiliki partikel filler dengan ukuran 10-40 um dan kelemahan mereka selesai miskin dan relatif aus yang tinggi. Pengisi yang paling umum digunakan dalam komposit adalah kuarsa dan strontium atau barium kaca. Filler kuarsa memiliki estetika yang baik dan daya tahan, tetapi memilki radiopacity dan aus yang tinggi gigi antagonis. Barium dan strontium partikel kaca radiopak, tetapi sayangnya kurang stabil daripada kuarsa.
   Komposit resin microfilled diperkenalkan pada akhir tahun 1970. Tipe ini mengandung koloid silika filler dengan ukuran partikel 0,01-0,05 mikrometer. Ukuran ini memungkinkan untuk memoles resin komposit untuk mendapatkan permukaan halus. Masalah adalah untuk mendapatkan beban filler tinggi.
Dibandingkan dengan resin macrofilled komposit, yang microfilled tidak memiliki sebagai sifat fisik yang baik.
Komposit resin hibrida diperkenalkan untuk memecahkan masalah ini dan masalah penyusutan komposit resin. Yang pertama kali diperkenalkan resin hibrida komposit yang terkandung partikel filler besar dari ukuran 15-20 mikrometer serta silika koloid dari ukuran partikel 0,01-0,05 mikrometer. Komposit hibrida yang modern, mengandung submikron pengisi yang lebik sedikit. Komposit ini seharusnya menggabungkan keunggulan macrofilled dan komposit microfilled, tetapi mereka tidak memiliki hasil akhir dan translusensi dari komposit resin microfilled.
Nanocomposites adalah perkembangan terbaru. Tipe ini mengandung partikel filler dengan ukuran kurang dari 10 nm (0,01 m) dan diklaim menyediakan peningkatan estetika, kekuatan dan daya tahan.
Menurut Wei (2005), terdapat berbagai macam material resin komposit, antara lain ialah:
1.   Traditional (large particle-size) composite
Resin komposit trasisional secara luas digunakan pada akhir 1960 dan awal 1970. tipe resin yang paling baik dikenal pada saat itu adalah Adaptic (Johnson&Johnson) and Concise (3M). Komposit ini terpolimerisasi secara kimiawi dan sekitar 70% berisi dengan partikel dari gelas atau silika. Rata-rata diameter dari partikel pengisinya adalah 15 mikrometer. Kelemahan utama dari resin ini adalah ikatan diantara partikel inorganik besar yang murni terpencar dan matriks organiknya. Secara klinis patah pada makrofiller dan lepas secara selektif dari pemakaian resin matriks yang cepat. Pada pemakaian klinis, resin ini memiliki resistensi yang kurang dan berkembang menjadi permukaan yang kasar yang dapat ditumbuhi plak. Stabilitas warnanya juga rendah yang menyebabkan staining pada tumpatan.
2.   Fine Particle size Composite Resin
Tipe ini mengandung glass atau partikel pengisi lainnya dengan diameter 1 hingga 5 mikrometer, yang diukur sekitar 70-80% dari material berdasarkan beratnya. Beberapa produk dapat berisi jumlah yang kecil dari silika untuk meningkatkan kemampuan kondensasinya. Peningkatan isi filler pada persentase volume akan meningkatkan karakteristiki pada saat penanganan klinis dan rersistensi pemakaian. Kebanyakan dari resin jenis ini terpolimerisasi denagn sinar visibel. Dibandingkan dengan komposit partikel besar, tipe ini memberikan permukaan tumpatan yang lebih halus dengan kehilamngan (degradasi) permukaan yang lkebih sedikit. Bagaimanpun, tipe ini bukanlah tipe yang ideal untuk tumpatan anterior yang estetik.
3.   Hybrid (Blended) Composite Resin
Tipe ini mengandung campuran antara mikrofil dan partikel kecil dengan ukuran antra 0.04 – 5.0 mikrometer. Tambahannya, terdapat koloidal silika, partikel yang berbeda seperti silikat barium dan borosilikat kaca dapat ditambahkan sebagai pengisi pada hybrid komposit, untuk meningkatkan sifat kerjanya. Distribusi ukuran partikel yang mudah dikontrol menigkatkan pembebanan pengisi (70-80%) untuk kekuatan yang tinggi. Pengisi yang tinggi juga akan menghasilkan ekspansi termel yang rendah dan shrikage polimerisasi yang kecil. Peningkatan partike-partikel kecil akan meningkatkan kemampuan polishing untuk memberikan permukaan yang lebih halus. Hybrid komposit dapat digunakan secara luas pada kavitas klas I, II, III, dan IV, kecuali pada restorasi yang memilki permukaan labial pada gigi anterior dan kebutuhan permukaan polish yang sangat baik. Pada kasus tersebut, hybrid komposit kurang dapat memberikan hasil estetik yang terbaik.
4.   Microfilled Composite Resins
Komposit mikrofilled mengandung 0.02-0.07 mikrometer partikel pyrogenik silika pada matriks organik untuk mengisi komponen pengisi (38-65%). untuk meningkatkan pembebannan pengisi, resin yang mengandung collodial silica dapat menjadi pre-polimerisasi, dasar pada partikel dan tidak tergabung pada pengisi. Resin komposin mikrofilled dapat difinishing dengan tingkat kehalusan yang tinggi, dan permukaannya akan semakin halus dari waktu-kewaktu. Resin mikrofilled sangat keras dan terdapat kesulitan untuk menyelesaikan pada area yang aksesnya sulit. Bagaimanapun, tensile strenghnya rendah, cukup getas dan sebaiknya tidak digunakan pada tumpatan kelas IV yang terdapat tekanan. Tipe ini sangat baik digunakan pada kasus yang memerlukan tumpatan estetrik dan polesan yang halus dengan tumpatan menerima tekanan moderat.


BAB III
PEMBAHASAN

A.     Definisi Resin Komposit Bulk-fill
Untuk mengurangi jumlah tahap composite direct sudah banyak dibahas pada literatur. Beberapa waktu yang lalu perbaikan terhadap resin based-composites sudah banyak dilakukan; beberapa produsen sudah mengembangkan komposit yang rendah shrinkage,hal ini memungkinkan seorang dokter lebih nyaman dalam melakukan penumpatan karena mudah mengendalikan shrinkage. Akibatnya, dokter gigi dapat memaksimalkan waktu pada saat penumpatan serta membuat proses penumpatan rendah stress dan lebih dapat diprediksi (Ruiz, 2010).
Bulk fill komposit adalah teknologi canggih yang memungkinkan komposit untuk langsung ditempatkan pada restorasi. Direkayasa dengan konsistensi halus dan lembut, bulk fill komposit  misalnya, Tetric Evoceram ® bulk fill, Ivoclar Vivadent, dapat mencapai adaptasi marginal yang tinggi ke dasar dan dinding kavitas yang telah disiapkan. Meningkatkan integritas marginal dan mengurangi penyusutan polimerisasi karena penyusutan stres rendah 1,13 MPa dan penyusutan volume rendah 1,9% (Vasquez, 2012).
Bulk fill composites memiliki beberapa karakteristik penting. Pertama, mempunyai shrinkage polimerisasi yang rendah untuk mengurangi microleakage (kebocoran mikro), mengurangi stres dengan adanya elastisitas. Kedua, bulk fill composites harus dapat menunjukkan peningkatan kedalaman setidaknya 4mm translusen dan sangan kondusif untuk transmisi cahaya. Ketiga, komposit ini harus lebih flowable untuk memungkinkan adaptasi terhadap kavitas, termasuk servikal margin dan harus mudah diaplikasikan dengan handling yang minimal. Keempat, membutuhkan karakteristik fisik yang sangat baik, seperti kekuatan tekan yang besar (Ruiz, 2010).
Bulk fill teknik menggunakan material resin-based composites bulk fill dengan karakteristik yang unik adalah langkah yang maju dalam meminimalkan komplikasi yang dialami ketika menematkan restorasi komposit tradisional dengan berbagai tahap (Ruiz, 2010).

B.    Sifat – Sifat Resin Komposit Bulk-fill
Ø Sifat fisik:
Resin komposit bulk fill memiliki sifat yang memungkinkan untuk langsung ditempatkan restorasi posterior. Direkayasa dengan konsistensi halus dan lembut, resin komposit bulk fill (misalnya, Tetric Evoceram ® Isi Massal, Ivoclar Vivadent, www.ivoclarvivadent.com ) dapat mencapai adaptasi marginal yang tinggi ke dasar dan dinding dari preparasi, menghilangkan kebutuhan untuk flowable liner. Dengan teknologi shinkrage stress reliever yang telah dipatenkan dapat meningkatkan integritas marginal dan mengurangi penyusutan polimerisasi berdasarkan pada penyusutan stres yang rendah 1,13 MPa dan penyusutan volume rendah 1,9%. Baik integritas marginal dan penyusutan polimerisasi rendah dapat menghasilkan probabilitas penurunan deformasi gigi, sensitivitas pasca operasi, kebocoran mikro, dan karies
Aplikasi mudah:
Dengan teknologi sinar-sensitivitas Filter yang telah dipatenkan dapat menyediakan meningkatkan waktu kerja dengan bertindak sebagai pelindung terhadap pencahayaan operatory. Karena material komposit tidak akan cepat polimerisasi bawah cahaya ambient, lebih mudah untuk menempatkannya daripada komposit konvensional dan memungkinkan banyak kesempatan untuk memahat, menambah waktu berharga praktisi menyesuaikan oklusi. Bahannya juga dapat langsung berkontur.
Ø Sifat estetis:
Dengan tiga warna universal yang dapat terlihat seperti email translucent, bermacam-macam warna memastikan pencampuran lebih bagus dengan gigi, dan komposisi filler yang seimbang memungkinkan dokter untuk mencapai hasil restorasi yang cepat, mudah, warna yang high-gloss untuk restorasi estetis bagus.

C.     Aplikasi Klinis material Resin Komposit Bulk-fill
Penempatan resin komposit posterior pada awalnya membutuhkan waktu yang lama. Proses ini meliputi preparasi kavitas, memilih dan menempatkan matriks, pemberian liner, pemberian resin flowable atau SIK, penempatan tumpatan resin komposit dan yang terakhir finishing dan polishing. Semakin pesatnya kemajuan teknologi, dokter gigi membutuhkan bahan tumpatan resin komposit yang lebih cepat dan mudah dalam pengaplikasiannya khususnya digunakan untuk tumpatan posterior. Salah satu jenis resin komposit dalam  pengaplikasiannya mudah adalah resin komposit bulk fill. Resin komposit bulk fill memiliki satu warna(A1,A2,A3) sesuai warna gigi dan opaque. Bulk  fill resin komposit dibandingkan dengan resin komposit jenis lain memiliki viskositas yang tinggi sehingga dapat beradaptasi cepat  dengan dentin selain itu memiliki kekuatan mekanis yang tinggi dibanding resin komposit jenis lainnya sehingga cocok pengaplikasian untuk tumpatan posterior dan memiliki estetik yang lebih dibanding amalgam (EL-Safty, 2012).
Menurut Ronald (2012), aplikasi resin komposit  bulk fill dalam klinis adalah sebagai berikut:
1.       Preparasi
Kavitas dipreparasi,semua jaringan karies dibuang dengan menggunakan bur diamond.Diamond stone yang rata atau tungsten karbit bertujuan untuk
menyelesaikan tepi email.Setelah kavitas dipreparasi kemudian tepi email di bevel.

2.       Pengetsaan
Kavitas diisolasi,semua permukaan kavitas dan gigi dibersihkan dan dikeringkan.Dilakukan aplikasi bahan etsa asam fosfat  30-40% menggunakan small artist’s brush,dimulai dari daerah email dilanjutkan ke dentin.Waktu yang dibutuhkan untuk mengetsa email 20 detik ,dentin 15 detik.Kavitas yang telah dietsa kemudian dicuci dengan semprotan air bersih selama10-20 detik,kemudian dialiri udara pelan-pelan sehingga kavitas tidar over dry dan tetap terjaga kelembabannya.


3.       Pengisian Material (filling)
§  Bulk fill resin komposit diisikan kedalam preparasi menggunakan hand piece  dalam waktu kurang dari 4 detik ,handpiece ditarik secara perlahan)


§  Kemudian menggunakan kondensor round-end atau intrumen silikon  untuk menekan bulk fill resin komposit yang ada di dalam kavitas sehingga mehilangkan kelebihan resin komposit dari margin

§  Setelah itu restorasi di sinari lengan light curing unit selama 20 detik dari bagian bukal dan lingual untuk proses polimerisasi

4.       Finishing dan Polishing
Finishing dilakukan dengan membuang massa resin komposit yang berlebih. Finishing dapat menggunakan  tungsten carbide atau diamond sedangkan polishing dapat menggunakan rubber silikon cups untuk memperoleh permukaan yang halus.

E.                 Kelebihan dan Kekurangan Resin Komposit Bulk-fill

Terdapat beberapa jenis resin komposit Bulk-fill yaitu resin dengan viskositas rendah hingga viskositas tinggi.
Viskositas rendah akan lebih cepat dan mudah di tempatkan namun biasanya memiliki kedalaman lebih rendah saat kuring dan beberapa tidak disarankan untuk digunakan pada permukaan oklusal.
Resin polimerisasi dapat menghasilkan volumetrik shrinkage.  Nilai yang lebih rendah biasanya berhubungan dengan tekanan yang rendah dan batas kerusakan yang rendah. Bulk-fill resin yang memiliki viskositas yang tinggi memiliki tingkatan shrinkage antara 1,6-2,4%, dimana hal ini wajar untuk resin dental. Resin dengan viskositas rendah  biasanya memiliki shrinkage 3-6%.
Angka yang tinggi dalam perkembangan tekanan resin ini biasanya sesuai dengan bahan materialnya saat polimerisasi dan adanya shrinkage saat di tensimeter. Besarnya tekanan dapat membuat kerusakan klinis termasuk white lines, crack, debonding. (christensen, 2012)
Menurut czasch dan ilie (2012),  pada bulk fill material resin surefil SDR flow (dengan viskositas rendah) memiliki pelimerisasi shrinkage yang rendah karena memiliki modulator polimerisasi, dimana monomer berikatan secara kimiawi di tengah polimerisasi di kerangka monomer resin SDR. Modulator memiliki berat molekul yang tinggi. Modulator berperan pada fleksibilitas dan struktur jaringan dari resin SDR.
Resin SDR juga diketahui memiliki kekasaran permukaan yang rendah jika dibandingkan dengan RBC yang lain seperti esthetX flow, filtek supreme plus flow, esthetX plus, filtek silorane dan filtek supreme plus. (czasch, ilie, 2012)
Quixx merupakan suatu contoh dari resin bulk fill dengan viskositas yang tinggi, oleh sebab itu ia masih tetap membutuhkan flowable resin bulk fill sebagai liner untuk memberikan adaptasi yang lebih dekat dengan pulpal dan gingival floors. Pada resin ini memiliki translusesi yang tinggi, translusensi yang tinggi mengijinkan ketebalan 4mm dengan 10 detik menggunakan cahaya minimum 800 mW/cm².  Sayangnya dengan ketinggian translusensi ini dapat  menyebabkan restorasi terlihat abu-abu jika dilakukan dengan ketebalan lebih dari 4 mm (Ronald & Jackson, 2011).


E. Kelebihan & Kekurangan Resin Komposit Bulk fill
Kelebihan resin komposit Bulk fill adalah dapat memperoleh adaptasi tepi yang tinggi terhadap dasar dan dinding dari kavitas preparasi, menghilangkan kebutuhan untuk liner yang mudah mengalir. Teknik pelepasan tekanan pengkerutan meningkatkan integritas tepi dan mengurangi polimerisasi. Pengkerutan akibat tekanan pengkerutan yang ringan yaitu 1,13 MPa dan volume pengkerutan sebesar 1,9 %. Integritas tepi yang baik dan pengkerutan akibat polimerisasi yang rendah dapat menghasilkan penurunan dari kemungkinan deformasi gigi., sensitivitas postoperative, kebocoran mikro, dan karies sekunder.
Waktu kerja lebih panjang karena adanya aksi terhadap pencahayaan saat polimerasi sinar oleh operator. Karena material komposit tidak akan cepat polimerisasi dibawah cahaya ambient, lebih mudah untuk menempatkan pada kavitas daripada komposit konvensional dan memungkinkan adanya kesempatan untuk mengukir dan mencetak, menghemat waktu dan dapat menyesuaikan oklusi. Bahan resin dapat langsung berkontur sehingga menghilangkan kebutuhan untuk pelapisan. Massa komposit dapat mempertahankan bentuk dan diproduksi dengan polimerisasi penguat yang cepat yaitu hingga 4 mm dalam 10 detik. Selain itu, dapat diperoleh estetis  yang baik karena menghasilkan warna yang menyerupai email sebesar 15 % (Vasquez,2012).
Penempatan dengan teknik bulk fill menunjukkan bahwa teknik ini menginduksi tekanan yang lebih sedikit dan juga meminimalkan kebocoran mikro pada tepi preparasi. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa resin komposit bulk fill merupakan teknik restorative yang aman karena mengisi volume total dari preparasi dan menghasilkan lebih sedikit sisa tekanan pengkerutan daripada teknik yang bertahap. (Duarte, 2007)
Menurut Christensen (2012),  Kelebihan pontesial dari bulk filling adalah:
a.   Sedikit sisa mungkin terjadi dalam massa material, ketika semua resin komposit ditempatkan dalam satu waktu.
b.   Teknik ini akan lebih cepat dibandingkan menempatkan bahan secara bertahap atau sering disebut teknik inkremental apabila digunakan pada waktu curing yang sama
c.   Lebih mudah daripada menempatkan sejumlah besar resin secara bertahap
d.   Sedangkan, kekurangannya meliputi hal-lal berikut :
e.   Terdapat lebih banyak sisa massa bahan resin komposit, ketika resin komposit sulit untuk dikontrol penempatannya
f.    Membuat area kontak yang adekuat merupakan hambatan kecuali menggunakan matriks
g.   Efek karena tekanan pengkerutan lebih sering terjadi dengan teknik bulk-fill dibandingkan dengan penempatan secara bertahap ketika seluruh massa terpolimerisasi pada satu waktu
h.   Polimerisasi resin pada lokasi preparasi yang dalam tidak mencukupi



DAFTAR PUSTAKA


Anusavice, K.J. 2004. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10. Jakarta: EGC
Baum, Lloyd , dkk.1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Edisi III. Jakarta : EGC
Christensen, G.J., 2012, Advantages and challenges of bulk-fill resins, Clinicians Report, Vol. 5, Issue 1.
Czasch P and Ilie N. 2012. In vitro comparison of mechanical properties and degree of cure of bulk fill composite. Clin Oral Invest. DOI 10.1007/s00784-012-0702-8
Czasch, pascal and ilie, nicoleta, 2012, In vitro comparison of mechanical properties and degree of cure of bulk fill compocites. Clin Oral Invest,  Springer-Verlag.
Dharsono, Hendra Dian Adhita. 2007. Restorasi Resin Komposit dengan Teknik Laminasi. Bandung : Universitas Padjajaran
Donly KJ, García-Godoy F. The use of resin-based com-posite in children. Pediatr Dent 2002;24(5):480-8.
Duarte, et al., 2007, Influence of resin composite insertion technique in preparations with high C-factor, Quintessence International, Vol. 38, No. 10
El-Safty S, N Silikas, DC Watts, 2012, Creep deformation of restorative resin –composites intended for bulk-fill placement, Journal Dental Material, 28: 928-935
Frankenberger R, Schulz M, Holl S, Setner T, Roggendorf M. 2010. Bulk-fill vs layered resin composite restoration in class II cavities: six-mont results. http://www.zahnarzt-dr holl.de/userfiles/File/Frankenberger_SonicFILL_6_months.pdf diakses pada 19 Mei 2013
Giachetti L, Scaminaci Russo D, Bambi C, Grandini R., 2006, A review of polymerization shrinkage stress: current techniques for posterior direct resin restorations, J Contemp DentPract, 7(4):79-88.
Jensen M. E., Chan D. C. N, 1985Polymerization shrinkage and microleakage, In: Vanherle G, Smith DC, editors, Posterior composite Resin Dental Restorative Materials. Utrecht, The Netherlands: Peter Szulc Publishing Co;:243-262.
Johnson, Glen. H. 2012. Restorative Dentistry Clinical Reference. Department of Restorative Dentistry, University of Washington
Lindberg, Anders. 2005. Resin Composite. Departermen of Dental Hygenist, Faculty of Medicine, Umea University, Sweden.
Linfelder KF. 1988. Current developments in posterior composite resin. Adv Dent Res: 115-21
Mackenzie L, Shortall AC, Burke FJ, 2009,  Direct posterior composites: A practical guide, Dent Update, 36(2):71-80.
Meredith N, Setchell DJ. 1990, In vitro measurement of cuspal strain and displacement in composite restored teeth. J Dent. 1997;25(3-4):331-337.
Pashley DH. Clinical considerations of microleakage. J Endod.;16(2):70-77.
Powers, J.M., Sakaguchi, R.L. 2006. Craig’s Restorative Dental Materials, 12th edition, Elsevier: St Louise, p. 46-47,84-85
Putriyanti, Faradina, dkk. 2012. Pengaruh saliva buatan terhadap diametral tensile strength micro fine hybrid resin composite yang direndam dalam minuman isotonic (The effect of artificial saliva on diametral tensile strength of micro fine hybrid resin composite immersed in isotonic drink). Jurnal PDGI. Vol 61, No. 1, Hal. 43-47
Ronald DJ. 2012 .Placing Posterior Composites: A New, Practical, Efficient Technique :Oral Health group e-magazine

Ruiz, Jose-Luis. 2010, Dental Technique—Restorations with Resin-Based, Bulk Fill Composites. AEGIS Communications. November/December, Volume 31, Issue 5. AEGIS Communications

Ruiz, Jose-Luis. Dental Technique—Restorations with Resin-Based, Bulk Fill Composites. AEGIS Communications. November/December 2010, Volume 31, Issue 5. AEGIS Communications

Stephen H.Y, 2005. Composite Resins: A Review of Types, Properties and Restoration Techniques. University opf Hongkong. Hongkong.
Suliman AH, Boyer DB, Lakes RS. 1994, Polymerization shrinkage of composite resins: comparison with tooth deformation. J Prosthet Dent. ;71(1):7-12.
Tetric EvoCeram Bulk Fill: 2011, The bulk composite without compromises. Scientific Documentation. Schaan, Liechtenstein: Ivoclar Vivadent; 1-20.
Van Noort, R. 2007. Introduction to Dental Material, 3rd edition. China: Mosby Elsevier.

Vasquez, D. 2012. A New-Generation Bulk-Fill composite for Direct Posterior Restorations. Inside Dentistry May 2012, Volume 8, Issue 5

Vasquez, D. 2012. A New-Generation Bulk-Fill composite for Direct Posterior Restorations. Inside Dentistry May 2012, Volume 8, Issue 5

Vasquez, D. 2012. A new-generation bull-fill composite for direct posterior restorations. Inside Dentistry. Vol. 8, Issue 5
Wieczkowski G Jr, Joynt RB, Klockowski R, Davis EL. 1988, Effects of incremental versus bulk fill technique on resistance to cuspal fracture of teeth restored with posterior composites. J Prosthet Dent. ;60(3):283-287.



Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN SOAL OSCE, PRETEST, DAN UKMP PART 2

KUMPULAN SOAL CBT, OSCE, UKMP, PRETEST PART 12

MATERIAL INVESTMENT