Sialolithiasis & Drug induced xerostomia
Sialolithiasis merupakan
penyakit yang paling banyak ditemukan pada glandula salivarius. Insidensi sialolithiasis ditemukan 12 kasus dari 1000 populasi orang dewasa1.
Laki-laki lebih rentan terkena sialolithiasis jika dibandingkan dengan
perempuan2.. insidensi sialolithiasis pada anak sangat jarang
ditemukan. Lebih daro 80% sialolithiasis terjadi pada duktus glandula
submandibular, 6% pada duktus glandula parotid, dan 2% pada duktus glandula
sublingual3. Penyumbatan duktus glandula slaiva akibat adanya suatu
masa yang dpaat terdiri dari komponen organis maupun anorganik. Komponen
organis seperti halnya timbunana asam amino dan karbohidrat4. Pada pemeriksaan ekstraoral biasanya
ditemukan perbesaran pada region glandula salivarius ketika dilakukan palpasi.
Radiografi intraotal oklusal biasanya menandakan adanya gambaran radiopaq
disekitar daerah molar satu permanen5.
etiologi dari sialolithiasis masih belum diketahui
secara pasti. Namun, diduga bahwa terbentuknya batu dalam duktus glandula
salivarius biasnya berhubungan dengan saliva yang memiliki kandungan calcium
yang banyak. Terbentuknya batu pada
duktus juga diduga akibat tebentuknya deposisi kalsium yang dapat memicu
gangguan pada sekresi mucin glandula salivarius, bakteri dan terjadinya
desquamasi sel epitel 6. Perubahan produksi mucin akan menimbulkan
kandungan mukoid dalam saliva dan dapat membentuk seperti gel. Gel yang
terbentuk dapat memproduksi deposisi garam dan komponen organic sehingga dapat
terbentuknya stone4.
Dapus
1.
Leung
AK, Choi MC, Wagner GA Multiple sialolths and a sialolith of unusual size in
the submandibular duct. Oral Surg, Oral Med, Oral Path, Oral Radiol, Endo
1999; 87: 331–333.
2.
Cawson
RA, Odell EW Essentials of oral pathology and oral medicine 6th ed
pp239–240 Edinburgh: Churchill Livingstone 1998.
3.
Steiner
M, Gould AR, Kushner GM, Weber R, Pesto A Sialolithiasis of the submandibular
gland in an 8-year-old child. Oral Surg, Oral Med, Oral Pathol, Oral Radiol,
Endod 1997; 83: 188.
4. Williams MF Sialolithisis Otolaryngologic
Clinics of North America 1999; 32: 819–834.
5.
Zenk
J, Benzel W, Iro H New modalities in the management of human sialolithiasis. Minimally
invasive therapy 1994; 3: 275–284.
6.
Carr
SJ Sialolith of unusual size and configuration. Oral Surg, Oral Med, Oral
Pathol 1965; 20: 709–712.
Drug Induced Xerostomia
Xerostomia merupakan merupakan suati
kondisi yang dapat neyebabkan kesulitan dalam menelan, berkurangnya kemampuan
mengecap rasa, dan kesakita pada mulut dan juga dapat menyebabkan meningkatnya
persentase karies dan infeksi pada oral. Secara histologi menerangkan bahwa
terdapat hubungan antara usia dan perubahan pada glandula saliva mayor. Juga
dilaporkan bahwa beberpa medikasi yang diberikan dapat berefek secara
signifikan terhadap kekeringan pada rongga mulut. Dpaat juga beberapa pasien
memiliki penyakit sistemik lebih dari satu dan dapat menyebabkan suatu kondisi
yang komplikasi dan berakibat terhadap daya alir saliva, yang diakibatkan baik
dari penyakit tersebut maupun dari medikasi yang diberikan. Xerostomia merupkan
suatu kondisi pengurangan jumlah saliva yang melampaui batas normal yang dapat
disebabkan oleh beberapa medikasi . xerostomia merupakan suatu sensasi yang
bersifat subjektif yang dapat berhubungan dengan bertambahnya usia. Xerostomia
berhubungan dengan lebih dari 500 macam obat-obatan . namun insidensi
xerostomia biasanya meningkat apabila seseorang mengkonsumsi obat lebih dari
satu jenis. Drug induced xerostomia merupakan
suatu masalah yang seringkali ditemukan pada pasien berusi tua yang mengalami
medikasi dengan beberapa macam obat-obatan .
obat-oabta yang dapat berhubungan dengan terjadinya xerostomia anatara
lain :
1.
Tricyclic
antidepressants
2.
Alpha receptor antagonists
3.
Antipsychotics
4.
Antihistamines
5.
Diuretics
6.
Antihypertensives
7.
Antidepressants
8.
Bronchodilators
9.
Skeletal muscle relaxants
10. Benzodiazepines
11. Retinoids
Dapus :
Shishir Ram Shetty,
Sunanda Bhowmick,
Renita Castelino,
and Subhas Babu.
2012. Drug induced xerostomia in
elderly individuals: An institutional study. Contemp Clin Dent. 2012 Apr-Jun; 3(2): 173–175
Comments
Post a Comment